Kamis 01 Sep 2022 01:28 WIB

Cacar Monyet di Indonesia Varian Clade IIB, Ahli: Ringan, Tapi Tetap Harus Waspada

Varian Clade IIb punya gejala lebih ringan, termasuk potensi kematian kecil.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Qommarria Rostanti
Cacar monyet yang ada di Indonesia merupakan varian Clade II B. Meski tergolong ringan, namun semua pihak diminta tetap waspada. (ilustrasi)
Foto: Republika
Cacar monyet yang ada di Indonesia merupakan varian Clade II B. Meski tergolong ringan, namun semua pihak diminta tetap waspada. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ahli epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan ada dua varian cacar monyet yang saat ini diakui dan dirilis oleh WHO pada pertengahan Agustus 2022. Pertama adalah Congo Basin paling ganas (Clade I). Jenis yang kedua adalah Old West Africa Clade IIA, dan IIB dari Afrika Barat.

Adapun strain yang saat ini di dunia yang menyebar di banyak negara, adalah jenis virus Clade IIB. Untungnya clade tersebut relatif lebih ringan. Dia mengatakan, berdasarkan data sejauh ini secara global, varian Clade IIb memang terlihat menyebabkan gejala lebih ringan termasuk potensi menyebabkan kematian lebih kecil.

Baca Juga

"Berdasarkan epidemiologi data Afrika angka kematian 3,6 persen, untuk data global di bawah satu persen. Berbanding dengan Clade I itu angka kematian di atas 10 persen," ujar Dicky kepada Republika.co.id, Rabu (31/8/2022).

Meskipun relatif lebih ringan, lanjut Dicky, namun belum diketahui secara pasti dampak jangka panjang setelah terpapar cacar monyet. "Ini yang harus diwaspadai dengan prinsip mencegah," ujar Dicky.

Pasalnya, saat ini di dunia cacar monyet masih belum menyerang kelompok rentan seperti anak, ibu hamil, pasien komorbid serta yang memiliki ganguan sistem imun. Karena, bila sudah menyerang kelompok rentan, bukan tidak mungkin fatalitas hingga kematian akan meningkat.

"Tetap waspada karena belum menimpa kelompok rentan. Kita ketahui Clade IIb di Afrika sudah menimpa anak dan ibu hamil sehingga angka kematian mencapai tiga persen dan perlu diingat untuk Indonesia angka 3 persen itu tinggi ya bila dilihat dari jumlah penduduk Indonesia," kata Dicky.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian cacar monyet yang menyerang seorang warga Jakarta merupakan varian dari kelompok Afrika Barat Clade llb lineage B.1. Varian tersebut menurutnya cenderung ringan dan tidak memiliki risiko kematian yang tinggi.

"Berdasarkan hasil genom sequencing yang kami lakukan, ada varian Afrika Barat yaitu yang yang kurang fatal, bukan yang mematikan seperti di Afrika Tengah dan saya baru terima informasi pasien yang sekarang sudah sembuh," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI secara daring, Selasa (30/8/2022).

Adapun penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox termasuk dalam genus orthopoxvirus dari famili Poxviridae. Ada dua varian virus monkeypox, yaitu Afrika Barat dan Congo Basin (Afrika Tengah), sebagaimana informasi yang dihimpun WHO. Infeksi cacar monyet dari varian Afrika Barat tampaknya menyebabkan penyakit lebih ringan. Berbeda dengan varian dari Congo Basin dengan tingkat kematian 10,6 persen dibandingkan tingkat kematian 3,6 persen pada varian Afrika Barat.

Budi mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah banyak menerima masukan dari hasil survailens mengenai suspek monkeypox. Dari suspek yang masuk kita lakukan dengan PCR biasa menggunakan reagen khusus.

"Dari sekitar 43 kasus, 38 itu sudah kita konfirmasi bukan monkeypox tapi cacar biasa, satu yang kita konfirmasi monkeypox dan 3 masih dalam proses pengecekan. Sehingga, dari 42 kasus yang masuk, satu terkonfirmasi Monkeypox, 38 terkonfirmasi bukan monkeypox dan 3 sedang dalam proses penelitian," kata Budi.n

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement