REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Aksi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat, kepemudaan dan mahasiswa yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dilakukan di sejumlah wilayah di Jawa Timur, Rabu, (7/9). Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menegaskan aksi unjuk rasa di 12 wilayah, rata-rata berlangsung aman dan kondusif.
“Pengamanan aksi unjuk rasa terkait penolakan kenaikan harga BBM di 12 wilayah Polda Jawa Timur berlangsung aman dan kondusif,” ujar Nico Afinta, dalam keterangannya, Kamis (8/9).
Menurut Nico, aksi unjuk rasa dilakukan di berbagai tempat mulai dari kantor DPRD, kantor ESDM, kantor Pertamina dan kantor Pemerintahan Kota maupun Kabupaten. Unjuk rasa tersebut digelar dalam rangka menyampaikan pendapat terkait penolakan harga BBM. “Massa unjuk rasa menyampaikan tuntutan penolakan harga BBM,” kata Nico.
Nico melanjutkan, untuk kekuatan pengamanan, setiap wilayah dilakukan berbeda sesuai dengan jumlah massa unjuk rasa. Total ada ribuan anggota dikerahkan guna mengamankan aksi masyarakat yang menyampaikan aspirasinya.
“Kami Polri akan melayani masyarakat dan siap mengamankan aksi masyarakat yang menyampaikan aspirasinya secara humanis,” katanya.
Karena itu, Nico mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah menyampaikan aspirasi dengan tertib dan damai. Bahkan peserta aksi mematuhi peraturan perundangan mengenai penyampaian pendapat di muka umum.
Namun ia tetap meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dan disusupi oknum yang ingin membenturkan antara masyarakat dan aparat keamanan. “Penyampaian pendapat di muka umum diatur dan dijamin oleh undang-undang. Namun jangan sampai aksi dilakukan secara anarkis dan merusak fasilitas umum,” tutur Nico.