Jumat 09 Sep 2022 20:49 WIB

Potret Pemuda Bayung Lencir yang Sigap Redam Stunting

Angka stunting di Musi Banyuasin mencapai 11,8 persen di tahun 2022

Dengan tajuk Pemuda Bayung Lencir Cegah Stunting (Pecah Stunting) mereka menyambangi langsung sejumlah balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar.
Foto: Pemkab Musi Banyuasin
Dengan tajuk Pemuda Bayung Lencir Cegah Stunting (Pecah Stunting) mereka menyambangi langsung sejumlah balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar.

REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU --  Masalah stunting kini menjadi pekerjaan rumah secara nasional, tak terkecuali bagi Musi Banyuasin.

Mengacu data SEGI, 2019 angka stunting di Musi Banyuasin mencapai (23,04 persen). Kemudian tahun berikutnya turun menjadi 23,0 persen dan di tahun 2022, Muba menargetkan turun hingga ke 11,8 persen.

Baca Juga

Berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting juga dilakukan oleh kelompok pemuda di Bayung Lencir. Mereka mengambil inisiatif dengan membentuk tim percepatan pencegahan stunting terintegrasi.

Dengan tajuk Pemuda Bayung Lencir Cegah Stunting (Pecah Stunting) mereka menyambangi langsung sejumlah balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar. Selain memberikan bantuan makanan bernutrisi juga secara rutin mengecek perkembangan si bayi dan ibunya.

"Di Desa Suka Jaya ini ada empat bayi yang kita pantau dan datangi sesuai data dari tim teknis Percepatan Pencegahan Stunting Muba (TPPS)," kata Ketua Karang Taruna Bayung Lencir, Pandji Syahputra, Jumat (9/9/2022).

Di kampung tersebut lanjut Pandji ada 4 balita yang mengalami stunting yaitu Shella Aisya umur 2,1 bulan dengan bobot 8,5 kg, tinggi 73,5. Lalu Raina Safia Aqila, 2,9 bulan berat 10 kg dan tinggi 77 cm lantas M Ayyas Allah Aziz, 1,6 bukan, 8,5, 69 cm kemudian terakhir Abidah Dania Humairah, 2,3 bulan dengan berat 8,5 kg serta tinggi 76 cm.

photo
Dengan tajuk Pemuda Bayung Lencir Cegah Stunting (Pecah Stunting) mereka menyambangi langsung sejumlah balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar. - (Pemkab Musi Banyuasin)

Langkah para pemuda Bayung Lencir ini langsung dikawal Ketua TP PKK Bayung Lencir Astuti Imron. "Kita senang dan bangga. Di Bayung ada tim TPPS terintegrasi yang juga didukung penuh pemuda. Ini luar biasa. Sebagai agen perubahan mereka sangat peduli dengan masa depan generasi," terang Astuti di lokasi.

Sebelumnya, pada pekan awal bulan lalu, 11 Agustus 2022, mulai sudah mulai Rembug Stunting di Sekayu. Menurut Pj Bupati Muba, H Apriyadi saat membuka acara menyebut, penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang dapat merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.

"Anak stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan berdasarkan laporan World Bank stunting dan berbagai bentuk masalah gizi bisa menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari produk domestik bruto (PDB) setiap tahunnya," ujar Apriyadi.

Plt Kepala Bappeda Muba Sunaryo  SSTP MM yang juga Wakil Ketua TPPS Muba menyebutkan pelaksanaan kegiatan rembuk stunting merupakan aksi ke tiga dari konvergensi penurunan Stunting di Kabupaten Muba.

"Komitmen Pemerintah Kabupaten Muba terhadap penanganan stunting dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2017-2022 sebagai upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia, dengan target penurunan angka stunting menjadi 11,8 persen di tahun 2022," ujarnya.

Sasaran program ini, kata dia, seluruh penduduk Kabupaten Muba fokus pada masyarakat yang beresiko stunting, seperti keluarga miskin, remaja putri anemia, ibu hamil, dan bayi usia 0-24 bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement