Rabu 14 Sep 2022 18:38 WIB

Meski Terpaut Jauh dengan Rasulullah SAW, Ini 4 Bentuk Hubungan Muslim dengan Beliau

Antara Muslim dan Rasulullah SAW mempunyai keterkaitan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah SAW. Antara Muslim dan Rasulullah SAW mempunyai keterkaitan
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW. Antara Muslim dan Rasulullah SAW mempunyai keterkaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya. Rasulullah memohon ampunan kepada Allah SWT untuk umat beliau.

Bahkan ketika hendak wafat Rasulullah SAW masih menyebut-nyebut umatnya. Dan kelak, Rasulullah SAW akan memberikan syafaat untuk umatnya. 

Baca Juga

Akan tetapi hubungan setiap individu umat dengan Rasulullah berbeda-beda tingkatannya. 

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Iman Krejengan Probolinggo yang juga pengasuh Majelis Ahbaabul Musthofa, Habib Hasan bin Ismail Al Muhdhor menukil keterangan Syekh Ali Jumah, mantan Mufti Agung Mesir, mengatakan ada empat tingkatan hubungan umat dengan Nabi Muhammad SAW.  

Pertama, hubungan iman. Maksudnya hubungan seorang Muslim dengan nabi Muhammad berdasarkan iman yakni seorang Muslim meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. 

Ini menurut Habib Hasan merupakan hubungan seorang Muslim yang paling bawah. Kendati demikian tingkatan ini sangat penting sebab tanpa mengimani Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT maka diharamkan Allah SWT masuk ke surga-Nya.  

Kedua, hubungan ittiba'. Yakni seorang Muslim yang telah beriman kepada Rasulullah SAW kemudian ittiba' atau mengikuti ajaran Rasulullah dan setiap hal yang dicontohkan Nabi SAW. 

Seorang Muslim harus mengikuti, mencontoh, meneladani Rasulullah SAW terutama dalam menjalankan ibadah. Misalnya dalam melaksanakan sholat, seorang Muslim harus melaksanakannya sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. 

Ketiga, hubungan mahabbah. Ini adalah tingkatan hubungan seorang Muslim dengan Nabi Muhammad SAW yang lebih tinggi. 

Sebab setelah seseorang itu beriman dan mengikuti Nabi SAW, maka semakin tumbuh kecintaannya kepada Rasulullah SAW. 

Habib Hasan mengatakan terdapat perbedaan yang sangat jauh antara seseorang yang beriman kepada Rasulullah SAW dan mengikuti ajaran-Nya namun tanpa ada rasa mahabbah dibandingkan dengan seseorang yang beriman dan ittiba' dengan disertai kecintaan kepada Rasulullah SAW. 

Sebab orang yang memiliki kecintaan dalam beriman dan ittiba' kepada Rasulullah maka dia akan melaksanakan setiap yang diajarkan Rasulullah SAW dengan hati yang senang, gembira, ikhlas, dan penuh kenikmatan.  

"Sehingga semua akhlak Nabi yang dia ikuti semua ibadah yang dilakukan nabi yang dia teladani membuahkan kenikmatan dalam ibadah. Karena kita mengikuti sosok orang yang kita cintai," kata Habib Hasan saat mengisi program tanya jawab yang disiarkan langsung oleh kanal resmi Al Wafa Tarim. 

Keempat, hidup sepenuhnya bersama Rasulullah SAW. Habib Hasan mengatakan ini merupakan tingkat hubungan seorang Muslim dengan Rasulullah SAW yang sangat istimewa. 

Sebab pada tingkat ini seseorang dalam menjalani hidupnya akan selalu merasa bahwa Nabi Muhammad SAW itu ada di hadapannya dan memperhatikannya sehingga orang tersebut akan selalu berupaya dalam setiap aktivitas yang dilakukannya sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. 

"Inilah derajat yang sangat mulia yang diimbau untuk kita masuk di dalam derajat yang indah ini. Hidup bersama Nabi SAW," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement