REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 50 peserta kader dai warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur mengikuti ujian Program Pendidikan Kader Dai (PKD), di Masjid Nurul Hidayah, pada Selasa (13/9).
Adapun PKD merupakan program kerja sama Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur dengan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa untuk mencetak dai-dai dari Warga Binaan Pemasyarakatan yang berkualitas, bertakwa, berilmu dan berakhlak. Sehingga, kelak saat kembali ke masyarakat, mereka menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Program PKD ini sangat berkualitas, tentu kegiatan ini membawa manfaat positif yang cukup besar bagi kita semua. Pendalaman materi yang beragam menjadi modal berharga. Bagi para peserta tetap semangat demi mendapatkan hasil yang maksimal,” ucap Kasi Binadik Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur Farid Wajdi, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.
Pelaksanaan ujian dibuka secara resmi oleh Farid Wajdi. Dalam sambutannya, ia berharap para kader dai benar-benar mampu memahami materi yang diampu para pakar hebat. Sehingga, dapat menginspirasi dan memotivasi supaya lebih baik lagi ke depannya.
Para peserta kader dai harus melalui dua tahap ujian, yaitu ujian tulis dan ujian lisan. Ujian PKD ini bertujuan sebagai bahan evaluasi serta tolok ukur keberhasilan dan pencapaian materi yang diserap dan dipahami oleh peserta PKD.
Ujian PKD ini menjadi bagian dari rangkaian proses pendidikan bagi para warga binaan pemasyarakatan usai mengikuti pendidikan selama kurang lebih enam bulan dari Februari 2022. Pemateri yang mengisi PKD dihadirkan dari berbagai lembaga terkait, di antaranya organisasi besar Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementrian Agama, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kamtibmas dan praktisi dakwah dari para akademisi kampus.
Untuk materi yang diujikan meliputi Tahfidz Alquran dan Alhadits, Tajwid dan Tahsin, Ilmu Fiqih, Psikologi Dakwah, Ilmu dan Manajemen Dakwah, Teologi Islam, serta kemampuan membuat dan tekni menyampaikan khutbah dengan baik.
Sementara itu, Koordinator Bina Santri Lapas (BSL) LPM Dompet Dhuafa Ahmad Fitroh menyampaikan, ujian lisan dan tulis ini sebagai bahan evaluasi juga tolok ukur keberhasilan dan pencapaian materi yang diserap dan dipahami oleh para peserta didik. Nantinya peserta yang lulus ujian akan diwisuda sebagai kader dai oleh Dompet Dhuafa.
“Alhamdulillah, dengan melibatkan Narasumber yang kompeten di bidang keilmuannya, tahapan pembekalan, pembinaan dan pendalaman materi program Pendidikan Kader Dai batch II selama enam bulan sudah selesai. Untuk mengetahui pencapaian tersebut, kami mengadakan kegiatan ujian baik lisan maupun tulis sebagai rangkaian yang harus dilalui sebelum mereka di wisuda. Kami berharap semua peserta dinyatakan lulus dan ilmu yang didapatkan bermanfaat. Kami juga haturkan terima kasih atas dukungan dan pendampingannya dari pihak Lapas sehingga kegiatan PKD ini dapat terlaksana dengan baik," papar Ahmad.
Salah satu peserta PKD, Halim Susanto, mengungkapkan rasa syukur atas ilmu yang didapat selama mengikuti PKD. Ia telah berhasil menempuh setiap tahapan pendidikan hingga dihadapkan pada ujian lisan dan tulis.
"Bagi saya, ilmu yang saya dapat begitu berharga. Bisa berjumpa dengan orang-orang hebat itu suatu kebanggaan besar dalam hidup. Alhamdulillah hari ini proses terakhir yaitu ujian, mudah-mudahan saya bisa lulus sampai di wisuda,” ungkapnya.