Sabtu 17 Sep 2022 01:54 WIB

Tradisi Yaa Qowiyyu Kembali Digelar Setelah Mandeg karena Pandemi

Tradisi Yaqowiyu digelar setiap tanggal 15 bulan Safar (tahun Islam).

Rep: C02/ Red: Agus raharjo
Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membagikan apem kepada masyarakat di Pasar Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/9/2022).
Foto: istimewa/doc humas
Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membagikan apem kepada masyarakat di Pasar Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu kembali digelar setelah tiga tahun setelah dihentikan akibat pandemi Covid-19. Perayaan Yaa Qowiyyu kembali digelar di Kompleks Makam Kyai Ageng Gribig, Jatinom, Jumat (16/9/2022).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan meski belum tuntas sepenuhnya, namun pandemi Covid-19 mampu teratasi dengan baik. Hal tersebut menjadi pertanda sehingga dapat berlangsung tradisi Yaa Qowiyyu.

Baca Juga

"Haul Ki Ageng Gribig sudah hampir dua tahun kita tidak menyelenggarakan acara ini. Alhamdulillah Covid-19 mampu ditangani dengan baik dan acara ini bisa terlaksana," kata Airlangga saat sambutan, Jumat (16/9/2022).

Airlangga menuturkan, dulu, Ki Ageng Gribig memberikan inovasi pada zamannya sehingga ekonomi menggeliat di zaman itu. Belajar dari ajaran, Airlangga berharap bahwa doa Ki Ageng Gribig menyertai bangsa ini untuk bergerak maju kedepan.

"Jadi Ki Ageng Gribig inovasi pada zamannya dulu melalui dakwahnya. Namun, kini kita lihat ekonomi masyarakat bergerak salah satunya berkat doa dari Ki Ageng yang berisi berilah kekuatan kepada kami kekuatan bagi segenap kaum muslimin," tuturnya.

Yaqowiyu adalah tradisi dan ritual penyebaran kue apem di Jatinom. Apem yang disebar dipercaya membawa keberkahan bagi masyarakat setempat. Setiap tradisi Yaqowiyu, pengunjung akan saling merebutkan apem yang dibuat menyerupai gunungan. Tradisi Yaqowiyu digelar setiap tanggal 15 bulan Safar (tahun Islam) dan tradisi telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu sepeninggalan Kiai Ageng Gribig.

Sementara itu,  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga hadir dalam perayaan ini mengatakan suasana puncak tradisi Yaa Qowiyyu tahun ini seperti yang ia rasakan tiga atau empat tahun lalu. Tepatnya sebelum pandemi menyerang dan membuat semua kegiatan yang menimbulkan keramaian dibatasi.

"Antusias masyarakat luar biasa hari ini. Saya merasakan seperti tiga atau empat tahun yang lalu ya. Suasananya sudah kembali meriah. Masyarakatnya berkumpul dan berbahagia," ujar Ganjar.

Bagi Ganjar, tradisi Yaa Qowiyyu bukan hanya sebatas menyebar apem kepada masyarakat. Ia memaknai Yaa Qowiyyu sebagai doa dan simbol persatuan. Nyebar apem merupakan bentuk berbagi rezeki dan doa agar masyarakat kuat.

"Guyub rukun, selalu semangat berusaha, dan tidak pernah lepas dari doa. Inilah yang kita wujudkan dalam acara ini dan tentu saja masyarakat banyak sekali yang hadir. Saya berharap tradisi ini terus ada," tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement