REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Pemimpin kelompok National Resistance Front (NRF), Ahmad Massoud, menyerukan diaspora Afghanistan bersatu untuk menemukan solusi politik guna mengakhiri pemerintahan Taliban. Dia menggambarkan seruannya sebagai awal dari “fase baru”.
"Kami ingin menyatukan diaspora dan perlahan memperluas dialog serta mencapai titik di mana kita memiliki peta jalan untuk masa depan Afghanistan. Kita berada di awal fase baru," Massoud dalam konferensi di Wina, Jumat (16/9/2022), dikutip laman Al Arabiya.
Konferensi di Wina mempertemukan sekitar 30 lawan atau penentang Taliban. Sebagian besar tinggal di pengasingan. Dalam konferensi tersebut, Massoud juga menyampaikan bahwa banyak kelompok yang baru-baru ini dibentuk di luar Afghanistan tidak senang dengan keadaan terkini di internal Afghanistan.
Massoud menyerukan dukungan internasional pada saat perhatian global terfokus ke Ukraina. “Tujuan kami tidak pernah untuk memperkuat perang, tapi untuk mengakhiri perang,” ujarnya.
Sesaat setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus tahun lalu, NRF melakukan penentangan dan pemberontakan. Mereka menolak kepemimpinan Taliban di negara tersebut. Aksi perlawanan NRF berlangsung di basis mereka, yakni di Lembah Panjshir. Hingga kini, pertempuran antara NRF dan Taliban masih terjadi secara sporadis
NRF telah meminta dunia internasional tak mengakui pemerintahan Taliban. Menurut mereka, pemerintahan yang hanya terdiri dari anggota Taliban dan sekutunya ilegal. NRF dipimpin Ahmad Massoud. Ia adalah putra Ahmad Shah Massoud, pemimpin utama perlawanan anti-Soviet di Afghanistan pada 1980-an.