Senin 19 Sep 2022 06:21 WIB

Posisi Mantan Pelatih Liverpool Ini dalam Bahaya di Leicester

Bersamanya, juara Liga Primer Inggris 2015/2016 itu belum pernah menang musim ini.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Manajer Leicester Brendan Rodgers bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal FC dan Leicester City di London, Inggris, 13 Agustus 2022.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Manajer Leicester Brendan Rodgers bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal FC dan Leicester City di London, Inggris, 13 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER --Leicester City mengalami bencana di awal musim ini. Kekalahan 2-6 dari Tottenham Hotspur akhir pekan kemarin, membuat the Foxes mengalami start terburuk sejak 1983. Leicester menjadi klub ke-10 yang hanya mendapatkan satu poin atau tidak sama sekali, dalam tujuh pertandingan perdana Liga Primer Inggris. 

Hanya Southampton pada 1998/99, Newcastle (1999/00), Sunderland (2013/14) dan Crystal Palace (2017) yang bertahan di kasta Liga Primer dari start buruk tersebut. Saat itu, cuma Newcastle yang tidak mengganti manajer mereka dalam situasi tersebut. Juara Liga Primer Inggris musim 2015/16 itu sudah kebobolan 22 gol, terbanyak dibandingkan tim papan atas manapun setelah tujuh pertandingan, sejak West Ham pada 1965/66. 

Baca Juga

Mirisnya, mereka kebobolan 11 gol dalam dua pertandingan terakhir, itu setelah sebelum jumpa Spurs dikalahkan Brighton 2-5. Leicester di bawah asuhan Brendan Rodgers selama empat tahun terakhir juga tidak banyak mengalami perkembangan. The Foxes finis di peringkat kesembilan, kelima, kelima dan kedelapan. Di luar juara pada 2015/16 di bawah Ranieri, terakhir kali mereka finis lebih tinggi dari peringkat lima adalah 1961/63. Saat ini, Leicester berada di peringkat terbawah Liga Inggris setelah tujuh pertandingan.

Kondisi ini semakin membuat posisi Rodgers terancam. Ia bahkan pasrah, dan siap menerima keputusan apapun yang diambil pemilik klub soal masa depannya. Rodgers sadar, statistik tidak berada di pihaknya saat ini. Bahkan ia tidak yakin apakah masih akan bertanggung jawab di Stadion King Power setelah jeda internasional atau tidak. 

''Sejujurnya, saya tidak tahu. Apapun keputusan (pemilik) mereka, saya akan selalu menghormatinya. Saya pikir kita sudah cukup melihat,'' kata Rodgers, dikutip dari Skysports, Ahad (18/9).

Pelatih berusia 49 tahun itu mengatakan, timnya mengalami situasi yang sulit selama tujuh pertandingan. Leicester tidak pernah pernah dalam pertandingan tandang melawan Tottenham, Arsenal, Chelsea, hingga di kandang melawan Manchester United. Oleh karena itu, jeda internasional datang di saat yang tepat untuk mengatur ulang segalanya, agar bisa memutus siklus musim panas yang buruk. 

''Pemilik juga akan melakukan apa yang mereka rasa perlu dilakukan. Saya tidak gila, saya tahu sepak bola, dan enam pertandingan terakhir tidak menjadi catatan yang bagus,'' ucap pelatih berpaspor Irlandia Utara tersebut. 

Pertandingan Leicester berikutnya adalah di kandang melawan Nottingham Forest pada 3 Oktober. Tim promosi tersebut juga sama paniknya saat ini, dengan berada di peringkat 19. Mereka baru mengoleksi empat poin sejak berlaga di Liga Inggris. Tapi perjalanan Leicester usai jeda internasional memang tidak akan sesulit di tujuh pertandingan pertama.   

Setelah pertandingan melawan tim asuhan Steve Cooper, Leicester akan menghadapi Bournemouth, Crystal Palace, Leeds dan Wolves. Sehingga, kondisi ini akan jadi pertimbangan petinggi klub untuk tidak memecat Rodgers. Leicester diyakini bakal meraih poin dari sejumlah laga tersebut. Namun, jika melihat kondisi dimana Claudio Ranieri dipecat, kecil kemungkinan Rodgers bertahan. Ranieri dipecat pada 2017, 24 jam setelah kekalahan 1-2 dari klub Spanyol, Sevilla pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

Kala itu, Leicester terancam jadi klub pertama yang terdegradasi setelah menjadi juara di musim sebelumnya sejak 1938. Mereka kalah lima kali beruntun di liga, dan berada di peringkat 17 setelah 25 pertandingan. Dalam 25 pertandingan itu, Leicester baru lima kali menang. Oleh karena itu, kecil kemungkinan Rodgers bertahan, dengan kondisi yang sulit di awal musim.

"Apa yang terjadi kepada Leicester tentu membuat siapapun yang duduk di kursi pelatihnya tak bisa tenang saat ini," kata pundit sepak bola Inggris, Rio Ferdinand. 

Klasemen Premier League Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَىِٕنْ اَتَيْتَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوْا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَآ اَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَاجَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۘ
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 145)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement