REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara (Sumut) layak menjadi penghubung untuk lokasi penerbangan ke berbagai wilayah nusantara juga internasional ke sejumlah negara Asia Selatan, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh.
"Dilihat dari letak geografis yang berada di ujung barat wilayah Indonesia maka Kualanamu layak menjadi penghubung untuk penerbangan domestik dan internasional," kata Presiden Direktur Angkasa Pura Aviasi Ahmad Rifai saat berbicara di seminar bertema 'Kualanamu Sebagai Penghubung Internasional di ASEAN: Tantangan dan Realisasi' di Kota Medan, Sumut, Selasa (20/9/2022).
Rifai mengatakan, Medan sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, dan Sumut menjadi provinsi yang sangat berkembang perekonomiannya serta memiliki potensi pariwisata, perkebunan, industri, dan investasi yang sangat potensial. Sehingga keberadaan Bandara Kualanamu menjadi sangat strategis dan penting untuk angkutan penumpang, jasa, dan barang.
Sementara dilihat dari sisi internasional, Bandara Kualanamu letaknya juga strategis sebagai penghubung untuk penerbangan ke sejumlah negara Asia seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. "Kualanamu bisa menjadi bandara penghubung untuk negara-negara tersebut dan secara historis memang ada," katanya.
Rifai menargetkan, jumlah penumpang di Bandara Kualanamu pada 2023 mencapai 9,1 juta penumpang yang terdiri 82 persen penumpang domestik dan 18 persen penumpang internasional. Adapun pada 2024, target meningkat menjadi 12,3 juta penumpang terdiri dari 77 persen penumpang domestik dan 23 persen penumpang internasional.
Bahkan pada 2030 ditargetkan naik lagi menjadi 20,2 juta penumpang terdiri dari 68 persen penumpang domestik dan 32 persen penumpang internasional.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Henky Manurung mengatakan, pemerintah sangat mendukung Bandara Kualanamu sebagai penghubung untuk penerbangan domestik dan internasional. Menurut dia, Bandara Kualanamu memang memiliki posisi strategis dalam mendukung sektor pariwisata di Sumut, seperti Danau Toba yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari destinasi wisata prioritas Indonesia.
"Kawasan Danau Toba dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 telah ditetapkan sebagai kawasan pintu masuk destinasi super prioritas dan untuk mencapai lokasi itu dibutuhkan bandara yang strategis," kata Henky.
Kepala Dinas Perhubungan Sumut Supryanto mengatakan, Bandara Kualanamu memiliki lokasi strategis bagi mobilitas manusia dan jasa dalam upaya memperkuat transportasi nasional sekaligus gerbang wilayah bagian barat Indonesia. "Kami optimistis dengan kualitas Kualanamu yang sekarang ini dimiliki maka mampu menandingi keberadaan Bandara Changi di Singapura dan Bandara Kualaumpur di Malaysia," katanya.