Rabu 28 Sep 2022 19:21 WIB

Pengamat Nilai PLN Bijak Batalkan Konversi Kompor Gas ke Listrik

Pengamat yakin konversi ke kompor listrik kurangi ketergantungan impor LPG

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengamat Energi Mamit Setiawan menyayangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) yang membatalkan program pengalihan kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg ke kompor listrik. Kendati demikian, Mamit menilai keputusan PLN kali ini bijak.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Pengamat Energi Mamit Setiawan menyayangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) yang membatalkan program pengalihan kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg ke kompor listrik. Kendati demikian, Mamit menilai keputusan PLN kali ini bijak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Energi Mamit Setiawan menyayangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) yang membatalkan program pengalihan kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg ke kompor listrik. Kendati demikian, Mamit menilai keputusan PLN kali ini bijak.

"Pada prinsipnya saya sangat menyayangkan pembatalan ini karena ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan akan LPG. Karena saat ini kita impor LPG sampai 80 persen," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (28/9/2022).

Apalagi, dia melanjutkan, berdasarkan perhitungan dari PLN penggunaan kompor induksi masih lebih murah jika dibandingkan dengan LPG 3 kg. Harusnya upaya pemerintah untuk memperbanyak subtitusi LPG selain dengan Dimethyl Ether (DME) dan pembangunan jaringan gas kota (jargas). Kendati demikin, Mamit menilai ini adalah keputusan yang bijak dari PLN karena mendengarkan masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang lain sehingga bisa mengambil keputusan dibatalkan karena tidak memperlebar polemik di masyarakat. Dengan demikian isu ini harusnya sudah selesai. 

"Selanjutnya, ya saya kira tunggu pemerintahan berikutnya apa yang akan diambil langkah selanjutnya," katanya.

Ia menambahkan, saat ini ia agak kurang yakin bisa dilakukan kecuali ada upaya luar biasa dari Presiden. Terkait stok kompor induksi stock 6 juta, dia menduga tidak ada hubungannya karena belum ada kontrak dengan pihak manapun.

"Harusnya sih tidak ya?saya tidak tahu kalau sudah ada kontrak atau bagaimana ya, program ini kan masih uji coba. Harusnya tidak ada yang di rugikan," ujarnya.

Kedepannya, ia meminta pola komunikasi pemerintah harus diperbaiki dalam menyampaikan suatu kebijakan yang terkait publik ini.

"Tujuannya agar tidak membuat kebingungan di masyarakat," katanya.

Sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik. Langkah ini dilakukan guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement