Kamis 29 Sep 2022 11:20 WIB

Presiden Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi di G20

Tren pemulihan di Indonesia masih nisbi kuat.

Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo.mengatakan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20 yang mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Presiden Joko Widodo.mengatakan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20 yang mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20 yang mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.

"Jadi kalau saya disuruh memperkirakan kuartal II bisa tumbuh 5,44 persen (year on year/yoy), coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas lima persen. Kita ini tertinggi loh di G20," kata Presiden Jokowi saat menghadiri sebuah paparan ekonomi 2023 di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Dengan pencapaian itu, Presiden mengajak seluruh pihak optimistis untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Indonesia. Dia mengakui Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak mudah, namun selalu terdapat jalan untuk mengatasi setiap masalah.

"Yang kita hadapi bukan barang gampang, bukan mudah tapi harus tetap optimis," kata dia.

Jokowi menjelaskan saat ini kondisi ekonomi global sedang sulit. Tantangan ekonomi juga dihadapi oleh negara-negara maju seperti masalah ketahanan pangan, krisis energi hingga gejolak finansial.

Namun, menurut Jokowi, Indonesia tetap mampu menjaga pemulihan ekonomi yang sedang berjalan. Tren pemulihan di Indonesia masih nisbi kuat.

Beberapa indikator pemulihan ekonomi Indonesia, Jokowi menjelaskan, antara lain, pendapatan negara yang telah tumbuh 49 persen atau Rp 1.764 triliun, dengan di antaranya adalah penerimaan pajak hingga Rp 1.171 triliun atau bertumbuh 58 persen.

"Penerimaan bea dan cukai Rp206 triliun atau tumbuh 30,5 persen, tumbuhnya sangat melompat. Kemudian realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp386 triliun atau tumbuh 38,9 persen," papar dia.

Selain itu, optimisme konsumen juga masih tinggi karena Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) tercatat di 124,7. Kredit perbankan juga telah tumbuh hingga 10,7 persen. Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus dalam 28 bulan berturut-turut yakni sebesar 5,7 miliar dolar AS.

"Ini gede banget loh angka ini surplus-nya. PMI (Prompt Manufacturing Index) manufaktur kita angkanya 51,7 di atas global," tutur Presiden Jokowi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ۨالَّذِيْنَ يَتَرَبَّصُوْنَ بِكُمْۗ فَاِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ قَالُوْٓا اَلَمْ نَكُنْ مَّعَكُمْ ۖ وَاِنْ كَانَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْبٌ قَالُوْٓا اَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ فَاللّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا ࣖ
(yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?” Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman.

(QS. An-Nisa' ayat 141)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement