REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta perangkat pemerintah di wilayah seperti lurah, camat, termasuk masyarakat untuk mengantisipasi adanya potensi longsor seiring tingginya intensitas hujan di Jakarta.
"Kepada lurah, camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," tulis BPBD dalam akun media sosial resminya di Jakarta, Senin (3/10/2022).
Peringatan ini disampaikan BPBD menyusul adanya laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait adanya sejumlah lokasi di Jakarta yang berpotensi mengalami longsor.
Prakiraan wilayah berpotensi terjadi gerakan tanah ini, disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan.
Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah-tinggi, yaitu:
1. Jakarta Barat meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.
2. Jakarta Selatan meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
3. Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Cipayung, Ciracas, Kramatjati, Makasar, dan Pasar Rebo.
"Pada zona menengah, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," tulis BPBD.