Selasa 04 Oct 2022 19:21 WIB

Mentan: Cadangan Beras Nasional Masih 10 Juta Ton

Mentan pastikan neraca ketersediaan beras nasional masih baik

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mentan Syahrul Yasin Limpo (tengah). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, stok beras nasional saat ini masih aman. Cadangan beras nasional pun bahkan masih sebanyak 10 juta ton.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Mentan Syahrul Yasin Limpo (tengah). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, stok beras nasional saat ini masih aman. Cadangan beras nasional pun bahkan masih sebanyak 10 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, stok beras nasional saat ini masih aman. Cadangan beras nasional pun bahkan masih sebanyak 10 juta ton.

“Beras kita masih ada, kita punya cadangan sampai 10 juta ton,” kata Mentan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10).

Selain itu, kata dia, dalam waktu dekat juga akan ada musim panen. Syahrul pun menegaskan, neraca ketersediaan beras nasional masih baik.

“Ini pun masih mau panen, walaupun nanti panen kedua, ini nanti Februari lagi tahun depan baru panen besar. Panen-panen ini bukan panen yang sedikit. Tetapi ketersediaan neraca kita oke,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengatakan dinamika kenaikan harga beras bisa terjadi, mengingat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mentan menyebut, bersama dengan Menteri Perdagangan dan Badan Pangan Nasional akan tetap bekerja menjaga ketersediaan beras.

“Dinamika harga tentu saja ada, karena harga BBM dll. Nah itu harus disikapi secara bersama,” kata dia.

Sebelumnya Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengakui adanya tren kenaikan harga beras saat ini. Namun, ia menjamin pemerintah melakukan stabilisasi harga lewat operasi pasar dan memastikan kecukupan stok beras untuk masyarakat. 

“Kenapa penyebabnya? Karena rebutan gabah sehingga harga gabah meningkat cukup signifikan. Otomatis kalau gabah naik digiling jadi beras, harga beras naik,” kata Zulkifli saat meninjau harga dan pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Senin (3/10).

Zulhas mengatakan, produksi gabah dan beras di tahun ini tidak mungkin dapat ditingkatkan dalam waktu tiga bulan yang tersisa. Upaya peningkatan produksi baru dapat dilakukan mulai tahun depan. Karena itu, solusi utama jangka pendek yang harus dilakukan dengan menggelar operasi pasar oleh Bulog.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog meredam kenaikan harga beras dengan menggelontorkan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta. PIBC menjadi barometer pasokan dan harga beras secara nasional.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, Bulog akan menyiapkan 70 ribu ton hingga Februari 2023 beras jenis medium untuk digelontorkan ke PIBC. Ia menambahkan, untuk memastikan program stabilisasi harga ini berjalan tepat sasaran, seluruh pedagang yang mendistribusikan beras operasi pasar tersebut wajib menjual beras medium di bawah HET.

Ia meminta agar Bulog juga meningkatkan volume CBP. Diketahui, pasokan CBP di Bulog terus mengalami penurunan hingga saat ini hanya berkisar 800 ribu ton. NFA meminta agar volume CBP dinaikkan hingga 1,2 juta ton agar aman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement