Rabu 12 Oct 2022 01:21 WIB

Petani di Tasikmalaya dan Pangandaran Diminta Tunda Masa Tanam

Cuaca ekstrem di beberapa wilayah telah membuat sektor pertanian terdampak

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Petani memanen tanaman mendong di Kampung Cikadung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). Hasil panen mendong untuk kebutuhan bahan baku kerajinan itu dijual dengan harga Rp400 ribu hingga Rp700 ribu per kuintal.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petani memanen tanaman mendong di Kampung Cikadung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). Hasil panen mendong untuk kebutuhan bahan baku kerajinan itu dijual dengan harga Rp400 ribu hingga Rp700 ribu per kuintal.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Cuaca ekstrem yang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Barat (Jabar) membuat sektor pertanian terdampak. Di Kabupaten Tasikmalaya, sejumlah lahan sawah milik petani sempat dilaporkan tergenang banjir.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, mengatakan, cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah Tasikmalaya membuat sektor pertanian terdampak. Namun, dampak itu disebut tidak terlalu signifikan. Pasalnya, banjir yang terjadi cepat surut. "Selain itu, mayoritas petani belum memasuki masa tanam. Saat ini petani rata-rata baru melakukan pengolahan," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Sejauh ini, Nuraedidin mengekaim, belum ada laporan lahan pertanian yang puso akibat kebanjiran. Dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi saat ini hanya mengganggu jadwal tanam.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada petani agar tak dulu menanam hingga 15 Oktober 2022. Sebab, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca hingga 15 Oktober akan ekstrem. "Sekarang ini memang seharusnya sudah musim tanam. Kami imbau tunda dulu menanamnya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Sutriaman, mengatakan, bencana banjir yang terjadi dalam sebulan ke belakang jelas berdampak kepada petani. Salah satu dampak yang dirasakan petani adalah musim tanam menjadi terhambat.

"Soalnya sekarang kan mau tanam biasanya, jadi tidak bisa," kata dia.

Selain itu, ia menyebutkan, terdapat sekitar 100 hektare lahan pertanian yang telah ditanami di Kabupaten Pangandaran. Diperkirakan, lahan itu akan puso. "Namun apabila gagal, tapi itu pasti diganti asuransi," kata dia.

Sutriaman juga mengimbau para petani di Kabupaten Pangandaran untuk menanam saat kondisi cuaca kondusif. Menurut dia, mayoritas petani sudah paham terkait hal itu.

Ihwal ketersediaan beras, ia menyebutkan, kondisi di Kabupaten Pangandaran saat ini masih aman. Sebab, hasil panen beras pada 2021 di daerah itu mengalami surplus.

"Namun, tahun ini mengkhawatirkan untuk bisa surplus, karena banyak yang gagal karena cuaca. Selain itu, kemarin juga ada serangan hama. Untuk target masih bisa terpenuhi, tapi untuk mencapai surplus itu agak meragukan," kata dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement