Rabu 12 Oct 2022 23:00 WIB

Asosiasi Ungkap Kendala Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Fashion Muslim Dunia

Asosiasi menilai butuh program berkelanjutan untuk jadi Pusat Fashion Muslim Dunia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Model memperagakan busana muslim dalam konferensi pers kick off Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/10/2022). JMFW 2023 akan digelar 20-22 Oktober 2022 di ICE BSD, Tangerang sebagai upaya mendukung industri fesyen muslim Indonesia. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Model memperagakan busana muslim dalam konferensi pers kick off Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/10/2022). JMFW 2023 akan digelar 20-22 Oktober 2022 di ICE BSD, Tangerang sebagai upaya mendukung industri fesyen muslim Indonesia. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pusat industri Fashion Muslim di dunia. Berbagai upaya pun dilakukan demi mewujudkan target tersebut.

Hanya saja, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengungkapkan, masih ada kendala dalam mencapai target tersebut. Di antaranya tidak konsistennya pemerintah.

"Perlu konsistensi support sebenarnya. Kelemahan dari pemerintah ada satu yaitu periodenya yang membuat kita kelabakan. Periode (pemerintah) yang empat tahun sekali membuat tidak mudah mentransfer program dari satu kebijakan ke kebijakan berikutnya," ujar dia kepada wartawan usai konferensi pers Jakarta Muslim Fashion Week 2023 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/10).

Walau setiap pergantian pemerintahan pemerintah tetap mendukung pengembangan fashion Muslim, namun kata dia secara teknis cukup sulit, karena banyak program yang berulang. "Ini agak berat, karena kadang mereka membuat hal baru lagi walau serupa tapi tidak sama," tuturnya.

Menurutnya, jika ingin membuat Indonesia menjadi pusat fashion Muslim dunia, perlu adanya program yang berkelanjutan. "Jadi program akan terus berjalan siapa pun yanh akan gantijan posisinya," jelas Ali.

Ia pun tak yakin jika pada 2024 Indonesia sudah bisa menjadi pusat fashion Muslim dunia. Itu karena, perlu adanya revolusi besar-besaran.

"Perlu turun tangan orang-orang yang bisa kasih kebijakan luar biasa besarnya," ujar dia. Saat ini, Kementerian Perdagangan bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia (Kadin), serta menggandeng IFC, akan menggelar Jakarta Muslim Fashion Week 2023. Perhelatan itu sebagai upaya mengembangkan fashion Muslim Indonesia ke mancanegara.

Ali menuturkan, acara yang akan digelar pada 20 sampai 22 Oktober itu akan menghadirkan buyer atau pembeli dari berbagai negara di dunia. "Ada konfirmasi internasional buyer sebanyak 32 dari beberapa negara seperti Spanyol, Mesir, dan Nigeria," jelasnya.

Meski begitu, sambung dia, IFC tidak menargetkan angka transaksi sepanjang acara berlangsung. "Tapi dihitung-hitung B2B bakal besar lagi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement