REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pihak Dinas Kesehatan Aceh meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan campak. Penyakit ini banyak menyerang warga di provinsi paling barat Indonesia itu.
"Kasus campak per Agustus 2022 sebanyak 1.200 kasus di seluruh Aceh, dan kita sedang kumpulkan perkembangan data terbaru," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Kamis (13/10/2022).
Ia menjelaskan untuk penanggulangan penyakit campak, pemerintah terus melakukan pemeriksaan dan pengobatan di seluruh daerah berjulukan Serambi Mekkah itu. Terutama, kata dia, petugas kesehatan di tingkat kecamatan terus memberikan asupan vitamin A bagi masyarakat yang terkena campak, lalu kemudian berobat ke Puskesmas.
"Campak ini sebenarnya penyakit yang bisa sembuh sendiri, memang untuk pengobatan kita lebih banyak memberikan vitamin A yang memang hanya ada di Puskesmas, diberikan kepada anak-anak," katanya.
Sementara untuk penanganan DBD, kata Iman, pemerintah lebih menekankan tentang higienitas bagi setiap rumah. Terutama di tengah Aceh menghadapi musim penghujan yang banyak menimbulkan jentik nyamuk.
Data Dinas Kesehatan Aceh hingga Agustus 2022, jumlah kasus DBD di wilayah Aceh sebanyak 990 kasus. Paling banyak Kabupaten Bireuen yakni 174 kasus, Banda Aceh 138 kasus, Pidie 128 kasus dan Aceh Besar 108 kasus.
Apalagi, menurut dia, saat ini banyak daerah di Tanah Rencong itu yang dilanda banjir yang merendam rumah penduduk akibat intensitas curah hujan tinggi, bahkan menyebabkan pengungsian. "Kalau di pengungsian, selama itu tidak ada jentik, yang tertampung di air bersih, maka tidak ada masalah," ujarnya.