Senin 17 Oct 2022 13:31 WIB

Imunisasi BIAN di Jabar Digenjot untuk Memenuhi Target 95 Persen

Hingga bulan Oktober raihan imunisasi baru mencapai 84,5 persen di Jawa Barat.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham Tirta
Seorang anak diimunisasi (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Seorang anak diimunisasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Imunisasi terhadap anak pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Provinsi Jawa Barat terus digenjot agar mencapai target 95 persen. Hingga bulan Oktober raihan imunisasi baru mencapai 84,5 persen di Jawa Barat.

"Hari ini kami hadir di Kiara Artha Park sebagai bentuk upaya kita meningkatkan cakupan BIAN yang Jawa Barat masih belum mencapai target sasaran. Target sasaran kita 95 persen sekarang ini baru 84,5 persen," ujarnya kepada wartawan, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan, cakupan imunisasi yang belum memenuhi target disebabkan kondisi demografi wilayah dan karakter masyarakat yang berbeda dibandingkan provinsi lain. Karena itu, diperlukan inovasi agar masyarakat antusias untuk melakukan imunisasi.

"Ini menunjukkan inovasi harus terus dilakukan agar membuat anak dan orang tua tidak ketakutan untuk diimunisasi bikin cara baru diajak bermain diberikan edukasi sederhana tapi kena," ujarnya.

Atalia mengatakan, selama empat hari ke depan pihaknya bekerja sama dengan Wings Group Indonesia mengadakan imunisasi BIAN kepada anak TK dan lainnya secara door to door dengan target 1.000 anak per hari. Termasuk melakukan sosialisasi dan kolaborasi dengan PKK.

"Banyak sekali masyarakat khawatir ketika anak mau diimunisasi khawatir anak menjadi panas sakit dan sebagainya, termasuk soal halal dan haram. Jadi ini perlu diinformasikan ke masyarakat jangan khawatir," kata dia.

Plt Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, cakupan imunisasi BIAN di Kota Bandung baru mencapai 70,1 persen dari total sasaran Rp 151 ribu lebih. Pihaknya masih harus mengejar sisa imunisasi sekitar 25 persen atau 40 ribu anak.

Ia mengatakan, kendala yang dihadapi masih terdapat masyarakat yang khawatir jika anaknya diimunisasi. Namun, ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir.

"Ada kekhawatiran seperti itu (anak sakit), padahal sudah ada sekian ratus anak yang sudah disuntik dan sekarang baik-baik saja, yang perlu dipikirkan anak belum disuntik kekebalan belum terbentuk itu lebih dikhawatirkan ke depan berisiko mendapatkan penyakit menular berbahaya," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement