Senin 17 Oct 2022 22:51 WIB

Pemkab Kulon Progo Tetapkan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana

Hujan deras sejak akhir September telah menyebabkan banjir, longsor di 100 lokasi

[Ilustrasi] Tingginya intensitas hujan di Yogyakarta menyebabkan bencana tanah longsor di Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (29/11). Petugas menggunakan alat berat guna membersihkan material lonsor yang menutup akses jalan di wilayah itu, Kamis (30/11). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
[Ilustrasi] Tingginya intensitas hujan di Yogyakarta menyebabkan bencana tanah longsor di Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (29/11). Petugas menggunakan alat berat guna membersihkan material lonsor yang menutup akses jalan di wilayah itu, Kamis (30/11). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO--Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor untuk mempercepat penanganan dampak bencana alam di wilayahnya.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowidi Kulon Progo, Senin, Surat Keputusan Bupati Nomor 348/C/2022 tentang Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor dikeluarkan menyusul bencana alam yang belakangan terjadi di Kulon Progo.

Baca Juga

Ia mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Kulon Progo sejak akhir September 2022 telah menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di lebih dari 100 lokasi.

Penetapan status tanggap darurat penanganan bencana, menurut dia, ditujukan guna mempercepat pengerahan sumber daya untuk menanggulangi dampak bencana, termasuk penggunaan anggaran pemerintah.

"Menggunakan biaya tidak terduga untuk pengerahan alat berat yang digunakan untuk membuka akses jalan umum, baik jalan kabupaten atau perkampungan yang memang terkena dampak bencana longsor," kata Joko.

Ia mengatakan bahwaalat berat perlu dikerahkan untuk menangani dampak tanah longsor di puluhanlokasi, termasuk di Sonyo dan Pringtali, Kecamatan Girimulyo,serta Sidoharjo dan Kalibawang. "Tim relawan, TRC, dan Tagana bergerak cepat melakukan penanganan bencana," katanya.

Joko mengatakan bahwa alokasi anggaran biaya tidak terduga masih tersisa Rp4,7 miliar, tetapi dana itu tidak khusus untuk kebencanaan saja.

Ia menjelaskan pula bahwa beberapa bagian wilayah Kulon Progo rawan longsor, termasuk di antaranya Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, dan sebagian Pengasih yang berada di kawasan perbukitan. "Kami sudah memasang tiga alat pendeteksi dini tanah longsor di Klepu, Njeruksari, dan Ngrancah," katanya.

Joko mengimbau warga di daerah rawan bencana meningkatkan kewaspadaan, segera mengungsi ke lokasi yang lebih amanbila hujan dengan intensitas tinggi turun dalam durasi lama."Warga yang tinggal di lokasi potensi longsor untuk peka tanpa alam," katanya.

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement