Selasa 18 Oct 2022 15:33 WIB

Mu'ti: Keberadaan Muhammadiyah Memajukan Indonesia

Muhammadiyah tak sekadar hadir di Tanah Air.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Mu'ti: Keberadaan Muhammadiyah Memajukan Indonesia. Foto:  Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah Abdul Muti menyampaikan orasi ilmiah saat sidang Senat terbuka Pengukuhan Guru Besar di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (2/9). Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar sidang Senat terbuka pengukuhan Abdul Muti sebagai Guru Besar atau Profesor di Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) mengangkat tema Pendidikan Agama Islam yang Pluralistis, Basisi Nilai dan Arah Pembaruan. Sidang tersebut dihadiri sejumlah tokoh yaitu mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi dan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mu'ti: Keberadaan Muhammadiyah Memajukan Indonesia. Foto: Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah Abdul Muti menyampaikan orasi ilmiah saat sidang Senat terbuka Pengukuhan Guru Besar di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (2/9). Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar sidang Senat terbuka pengukuhan Abdul Muti sebagai Guru Besar atau Profesor di Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) mengangkat tema Pendidikan Agama Islam yang Pluralistis, Basisi Nilai dan Arah Pembaruan. Sidang tersebut dihadiri sejumlah tokoh yaitu mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi dan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, Muhammadiyah berada di Tanah Air bukan hanya sekedar hadir, namun juga turut memajukan bangsa ini. Hal ini disampaikan Mu'ti dalam acara Tabligh Akbar Hari Bermuhammadiyah Silaturrahmi Pra Muktamar, Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta di Rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, pada Selasa (18/10/2022).

"Dengan memajukan Indonesia Muhammadiyah tidak hanya sekedar ada di Indonesia, tetapi keberadaannya menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju, atau dalam bahasa Alquran Indonesia menjadi 'baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur'," kata Mu'ti pada Selasa.

Baca Juga

Mu'ti mengatakan, Muhammadiyah dari masa ke masa terus membangun banyak hal, terlebih lagi menjelang Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah. Hal ini menunjukkan kehadiran Muhammadiyah menggembirakan dan memajukan umat islam.

"Saya mulai dengan tema Memajukan Indonesia. Tema ini punya makna teologis penting, dengan memajukan Indonesia, Muhammadiyah itu menegaskan dirinya sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Ini perlu ditegaskan," kata Mu'ti.

Dia mengungkapkan, ada sebagian umat islam yang tidak ingin mengakui bangsa Indonesia, dengan alasan karena agama. Menurut dia, padahal dalam Alquran ada tiga istilah atau ajaran yang menunjukkan pentingnya bernegara dan bermasyarakat dalam suatu negara. Mu'ti menjelaskan, sebagai contoh ada dalam awalan surat Al-Balad, yang disebutkan 'Laaa uqsimu bihaazal balad, Wa anta hillum bihaazal balad' artinya, 'Aku bersumpah dengan negeri ini (Makkah), dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Makkah) ini'.

Mu'ti mengatakan, dengan memajukan Indonesia, Muhammadiyah mengakui eksistensi negara. Menurut dia, bernegara merupakan bagian dari mengamalkan ajaran agama islam.

Dia melanjutkan, bagian dari membangun kemuliaan yakni dengan berbuat baik kepada sesama manusia. Mu'ti mengatakan, bernegara merupakan Hablumminannas. Akan tetapi Hablumminannas juga merupakan bagian dari Hablumminallah.

Mu'ti mengungkapkan, Allah memerintahkan manusia untuk membangun hubungan baik sesama umat manusia. Dalam membangun relasi antara manusia maka juga harus mengikuti perintah Allah.

"Bagaimana Muhammadiyah memajukan Indonesia?. Ini berbeda dengan Garuda Pancasila. Dengan cara mendirikan berbagai amal usaha sebagai bagian dari dakwah," kata Mu'ti.

"Saya agak koreksi sejarah tentang Muhammadiyah. Sebagian menulis itu karena banyak, tahlil, bidah dan khurafat. Ternyata itu tidak menjadi fokus, Kh Ahmad Dahlan, (itu) kelahiran Muhammadiyah lebih dimotivasi oleh faktor-faktor sosial, politik dan memang ada keagamaan," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement