Ahad 23 Oct 2022 06:50 WIB

Menko PMK Minta Polisi Usut Kasus Penyakit Gangguan Ginjal Akut

Pengusutan penting untuk mengetahui ada atau tidaknya pidana dalam kasus ini.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) menunjukkan salah satu obat sirup saat sidak penjualan obat sirup di Instalasi Farmasi Poliklinik Afiat, Rumah Sakit PMI Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/10/2022). Dalam sidak tersebut, sejumlah apotek, ritel dan rumah sakit di Kota Bogor telah mematuhi dan melaksanakan kebijakan pemerintah tentang larangan penjualan obat maupun resep dalam bentuk sirup.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) menunjukkan salah satu obat sirup saat sidak penjualan obat sirup di Instalasi Farmasi Poliklinik Afiat, Rumah Sakit PMI Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/10/2022). Dalam sidak tersebut, sejumlah apotek, ritel dan rumah sakit di Kota Bogor telah mematuhi dan melaksanakan kebijakan pemerintah tentang larangan penjualan obat maupun resep dalam bentuk sirup.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, untuk mengusut kasus penyakit gagal ginjal akut. Hal itu untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana terkait kasus tersebut.

Muhadjir mengatakan, pengusutan ini telah diputuskan dalam koordinasi bersama Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga

"Kita sudah mendapatkan masukan dari semua pihak, dan tadi malam saya terus langsung telepon ke Pak Kapolri supaya kasus gagal ginjal akut ini diusut. Untuk ditelaah kemungkinan ada tidaknya tindak pidana," kata Muhadjir di Kota Bogor, Sabtu (22/10).

Muhadjir menilai, pengusutan ini berdasarkan data sementara adanya bahan baku impor. Sehingga, perlu diusut tuntas terkait data tersebut "Ini harus kita lakukan karena berdasarkan data awal, ini adalah bahan baku impor dari sebuah negara yang sekarang negaranya justru tidak kena. Tetapi kenapa justru negara yang mengimpor kok kena," tuturnya.

Dia menyebutkan, saat ini terdapat tiga negara yang terkena gagal ginjal akut, Indonesia menjadi salah satunya. Bahkan di Indonesia, sudah ada ratusan lebih yang meninggal dunia.

Muhadjir menegaskan, pihaknya meminta ditelisik hingga ke hulu terkait dari mana asal bahan baku, bagaimana prosesnya masuk ke Indonesia, terdistribusi ke mana saja, dan apa saja produknya.

"Itu harus kita telisik semua. Kita harapkan dalam waktu yang tidak lama, kita bisa menetapkan status apakah memang ada pelanggaran atau ada tindak pidana atau tidak," pintanya.

Hal ini menurutnya sangat penting dilakukan karena yang terdampak adalah anak-anak di bawah umur. Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu tidak menggunakan obat sirop apapun.

Mengingat, kata Muhadjir, anak-anak merupakan sumber daya manusia masa depan yang sangat berharga. Meski ada yang sembuh, belum diketahui bagaimana dampak ke depannya. Sehingga ia meminta ada penindakan tegas jika ditemukan pelanggaran.

"Karena ini adalah serangan di bagian organ yang paling vital yaitu ginjal. Oleh karena itu kita tidak ingin ini terulang kembali kasus ini. Dan untuk obat ada list sekitan ratus jenis obat dari sekian ribu jenis obat sirop, saya mengimbau masyarakat lebih baik hindari semua obat berbentuk sirup kecuali resep dokter," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement