Senin 24 Oct 2022 09:46 WIB

Dietilen Glikol dan Etilen Glikol Diduga Memicu Gangguan Ginjal Akut, Ini Penjelasan Pakar Unpad

Masyarakat disarankan untuk mengonsumsi parasetamol berbentuk tablet,

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
Foto: network /Kampus Republika
.

Kasus gangguan ginjal akut pada anak diduga disebabkan adanya  senyawa dietilen glikol dan etilen glikol dari obat sirop yang dikonsumsi pasien anak. Ilustrasi. Foto :  wordpress.com
Kasus gangguan ginjal akut pada anak diduga disebabkan adanya senyawa dietilen glikol dan etilen glikol dari obat sirop yang dikonsumsi pasien anak. Ilustrasi. Foto : wordpress.com

Kampus—Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, saat ini sudah ada 133 kematian akibat gangguan ginjal akut dari total 241 kasus di 22 provinsi. Sebanyak 156 rumah dari 241 pasien gangguan gagal ginjal akut telah didatangi Kemenkes. Hasilnya, ditemukan 102 obat sediaan sirop yang dikonsumsi pasien gangguan ginjal akut.

Kemenkes sepeti dikutip republika.co.id, memastikan gangguan ginjal akut pada anak disebabkan karena adanya tiga zat berbahaya di tubuh pasien. Ketiga zat tersebut adalah etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butil eter. Masuknya ketiga senyawa berbahaya itu diduga berasal dari obat sirop yang dikonsumsi pasien anak.

Baca juga : Obat Sirup Diduga Picu Gagal Ginjal Akut, Ini Saran Pakar UGM untuk Menyikapinya

Seberapa bahayakah senyawa dietilen glikol dan etilen glikol tersebut ? Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof apt Muchtaridi, menjelaskan, dietilen glikol dan etilen glikol merupakan senyawa pelarut organik dengan rasa manis yang kerap disalahgunakan untuk pelarut obat. Kelarutan dan rasa manisnya tersebut kerap disalahgunakan untuk mengganti propilen glikol atau polietiken glikol.

“Masalahnya, dietilen glikol dan etilen mengalami oksidasi oleh enzim,” kata Muchtaridi seperti dikutip dari laman unpad.ac.id.

Dia menjelaskan, ketika masuk ke tubuh, senyawa ini mengalami oksidasi oleh enzim sehingga menjadi glikol aldehid kemudian kembali dioksidasi menjadi asam glikol oksalat dan kemudian membentuk lagi menjadi asam oksalat. Asam oksalat inilah yang memicu membentuk batu ginjal.

Lebih lanjut Muchtaridi memaparkan, asam oksalat jika sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam. “Asam oksalat kelarutannya kecil, kalau ketemu kalsium akan terbetuk garam yang sukar larut air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. Jika lari ke ginjal akan jadi batu ginjal. Kristalnya tajam akan mencederai ginjal,” terangnya.

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang notabene memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan parah. Tidak hanya memapar di ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan juga bisa memicu kematian yang cepat.

“Yang paling berbahaya ketika kondisi ini terjadi di negara-negara kering. Kondisi dehidrasi akan mempercepat pembentukan asam oksalatnya. Contohnya seperti di Gambia,” imbuhnya.

Karena efek sampingnya yang berbahaya, dietilen glikol dan etilen glikol sebenarnya sudah dilarang ketat penggunaannya dalam obat oleh Food and Drugs Administration (FDA) sejak 1938. Namun, pada 1998, India mencatat ada kasus sedikitnya 150 anak meninggal dengan penyakit yang sama dalam lima tahun terakhir. Setelah diinvestigasi, 26 kasus dinyatakan positif karena dietilen glikol yang terkandung dalam obat flu. Ia mengungkap, oknum produsen farmasi “nakal” masih menggunakan dua senyawa ini karena mudah diproduksi dan murah dibandingkan pelarut-pelarut lainnya.

Kasus gagal ginjal di Indonesia

Muchtaridi mengatakan, kematian akibat gagal ginjal akut misterius di Indonesia masih perlu ditelusuri lebih lanjut apakah karena dua senyawa tersebut atau bukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ini menyatakan bahwa obat yang menyebabkan kematian di Gambia tidak terdaftar di Indonesia. Meski demikian, ia menegaskan bahwa parasetamol merupakan analgesik paling aman untuk demam.

“Ada analgesik lain, contohnya ibuprofen. Ketika demamnya tinggi dan terindikasi demam berdarah di mana sel darahnya terganggu, minum ibuprofen justru akan memperparah. Yang paling aman justru parasetamol,” paparnya.

Bagi masyarakat yang ingin menghindari dahulu penggunaan parasetamol sirup, Muchtaridi menyarankan untuk mengonsumsi parasetamol berbentuk tablet. Selain itu, penggunaan puyer dinilai lebih manjur untuk dikonsumsi anak-anak. “Kalau anak-anak susah makan puyer, bisa dicampur dengan air yang bisa diperoleh di apotek. Itu kalau masih takut akan parasetamol sirup,” pungkasnya

Baca juga :

Ingin Menurunkan Berat Badan ? Ikuti Lima Langkah Diet yang Aman dan Sehat dari Ahli Gizi UGM

Tahun 2023 Resesi Ekonomi ? Ini Tips Mengelola Keuangan Pribadi untuk Menghadapinya dari Pakar UGM

Ini Manfaat Penting Susu Menurut Pakar IPB

UGM Buka Rangkaian Dies Natalis ke-73, dari Seminar Sampai Pagelaran Wayang

UGM Buka Lowongan Dosen Tetap 19 Fakultas dengan 258 Formasi

Ini Profil Prof Ova Emilia, Rektor Wanita Kedua UGM

UGM Masuk 10 Besar Dunia Kampus Paling Top di Instagram Versi Emplifi

Sosiolog UGM : Citayam Fashion Week Sangat Brilian, Perlu Diapresiasi

Merasa Insecure ? Begini Tips Menghadapinya dari Dosen Psikologi UGM

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com.

sumber : https://kampus.republika.co.id/posts/184980/dietilen-glikol-dan-etilen-glikol-diduga-memicu-gangguan-ginjal-akut-ini-penjelasan-pakar-unpad
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement