REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) masa khidmat 2022-2027 melaksanakan rapat kerja nasional (Rakernas) IX di Asrama Haji Pondok Gede pada 25-27 Oktober 2022. Dalam rakernas tersebut LD PBNU akan menyusun strategi dakwah yang sesuai dengan masa kini agar jangkauannya lebih luas.
Ketua LD PBNU, KH Abdullah Syamsul Arifin, mengatakan, dalam rakernas ini akan membahas program kerja yang akan diselenggarakan oleh LD PBNU. Turunan program kerja tersebut akan dilaksanakan oleh LD PWNU, LD PCNU dan LD PCINU di seluruh dunia.
"Programnya nanti sesuai dengan amanat Ketua Umum PBNU, (LD PBNU dakwahnya akan) menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini agar menjangkau terhadap seluruh segmen dakwah di dalam Nahdlatul Ulama," kata Kiai Arifin kepada Republika di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (25/10/2022).
Kiai Arifin menerangkan, masing masing segmen memerlukan metode dan teknis dakwah sendiri-sendiri. Tentu dakwah yang akan dilaksanakan bukan hanya dakwah secara offline (luring) tapi secara online (daring) dan digital.
Akan tetapi, dakwah LP PBNU dibatasi karena yang menjadi kewenangan lembaga dakwah adalah program yang terkait dengan dakwah menggunakan Lisanul Maqol, bukan Lisanul Khal. Sebab Lisanul Khal menjadi tugas PBNU secara umum dan diimplementasikan dalam masing-masing bidang, baik di bidang pertanian, pendidikan, dan kesehatan.
"Sementara kita (LD PBNU) bagiannya adalah Lisanul Maqol, artinya dakwah yang selama ini menggunakan seruan dan ajakan dengan menggunakan lisan, arti sempitnya adalah ceramah, mengajak dan lain sebagainya, tapi bisa dilakukan secara online dan offline, sesuai dengan segmentasi masyarakat warga NU yang beragam," ujar Kiai Arifin