REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai negara religius tidak bisa dipisahkan dari peran pemuka agama dan para pendakwah. Berbagai kebijakan pemerintah lebih efektif diterima masyarakat ketika disentuh melalui pemahaman agama.
Demikian disampaikan Ketua Umum Majelis Dai Kebangsaan (MDK), Kamaruddin Amin dalam Raker MDK Masa Bakti 2022-2025 di Hotel Oasis Amir, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022). Kamaruddin menegaskan, pelibatan dai dalam menyosialisasikan program pemerintah terbukti lebih efektif.
"Indonesia merupakan negara bangsa yang sangat religius. Agama mempunyai peran besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan pemerintah terbukti lebih efektif jika melibatkan tokoh-tokoh agama," ungkap Kamaruddin, dalam siaran persnya.
Pria yang juga Dirjen Bimas Islam Kemenag ini menambahkan, fenomena ini terjadi lantaran dai dan tokoh agama merupakan sosok berpengaruh. Selain memiliki otoritas keilmuan, dai juga sangat dipercaya masyarakat.
"Misalnya terkait penurunan stunting. Pemerintah melibatkan tokoh agama dalam menjelaskan program penurunan stunting dari perspektif Alquran dan hadis. Ini membuktikan peran pendakwah sebagai komunitas epistemik yang luar biasa, mampu bersinergi, bersama, dan memberikan harapan yang besar," sambungnya.
Kamaruddin optimistis, sebanyak 10 ribu anggota MDK akan terus bertambah dan melakukan peningkatan kapasitas. Ia menegaskan, MDK siap berkolaborasi dengan semua pihak yang memiliki kesamaan visi dalam berbangsa dan bernegara.
"MDK tidak eksklusif dan tidak menyalahkan orang lain serta tidak menganggap diri paling benar. MDK siap bersinergi menghadirkan ketenangan dan kenyamanan di tengah masyarakat," katanya.