Jumat 28 Oct 2022 20:11 WIB

Waspadai Varian Covid XBB, Pemkot Bandung Berharap Indovac Segera Didistribusikan

Pemprov Jabar dapat mengalokasikan kouta lebih banyak demi percepatan vaksin booster

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Seorang tenaga kesehatan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum disuntik vaksin Covid-19 dosis keempat (booster kedua) di Rumah Sakit Mata Cicendo, Jalan Cicendo, Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (1/8/2022). Vaksinasi dosis keempat tersebut menargetkan sebanyak 700 sumber daya manusia (SDM) kesehatan dengan ketersediaan 30 dosis vaksin per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang tenaga kesehatan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum disuntik vaksin Covid-19 dosis keempat (booster kedua) di Rumah Sakit Mata Cicendo, Jalan Cicendo, Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (1/8/2022). Vaksinasi dosis keempat tersebut menargetkan sebanyak 700 sumber daya manusia (SDM) kesehatan dengan ketersediaan 30 dosis vaksin per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, hingga saat ini stok vaksin Covid-19 di Kota Bandung masih kosong. Situasi ini, kata dia, membuat kekhawatiran atas masuknya varian baru Covid-19. XBB, semakin tinggi. Dia berharap pemerintah pusat segera memberikan kepastian jadwal pendistribusian vaksin Covid-19.

“Kami berharap vaksin dapat segera disuplai lagi karena kami yakin vaksin tetap menjadi ikhtiar untuk mengurangi potensi penularan termasuk varian-varian baru covid-19,” kata Yana, Jumat (28/10/2022). 

Baca Juga

Indovac, kata dia, yang digadangkan akan menjadi jenis vaksin prioritas diharapkan segera memenuhi kekosongan vaksin di Kota Bandung, mengingat saat ini program percepatan vaksinasi booster masih terhenti karena tidak tersedianya stok vaksin.

Yana mengatakan, berdasarkan obrolannya dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Indovac memiliki efektivitas yang baik untuk menghalau virus Covid-19, termasuk XBB dan varian-varian baru Covid-19 lainnya. 

“Tapi walaupun pabriknya (Bio Farma) ada di Kota Bandung, tapi karena ini program pusat jadi kami harus tetap tunggu distribusi dari pemprov dulu,” jelas Yana. 

Dia mengatakan, Kota Bandung memang tidak mengajukan jumlah dosis yang diperlukan, namun dia berharap Pemprov Jabar dapat mengalokasikan kouta lebih banyak demi tercapainya program percepatan vaksinasi booster di Kota Bandung. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan telah mewanti-wanti adanya potensi kenaikan kasus virus Covid-19 di Februari 2023 usai teridentifikasinya varian Omicron XBB di Indonesia. Menurutnya, potensi lonjakan kasus perlu diwaspadai, terlebih jika merujuk pada telah merebaknya XBB di negara tetangga. 

“Itu sebabnya kenapa boosternya kita mau kasih lagi di Desember dan Januari nanti,” kata Budi beberapa waktu lalu. 

Saat ini, varian XBB telah ditemukan di Surabaya, Jawa Timur. Satu pasien yang terkonfirmasi itu disebut terinfeksi usai bepergian dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski demikian, Budi masih belum bisa menyebut varian XBB sebagai biang kerok dari kenaikan kasus Covid-19 harian belakangan ini. Sebagaimana diketahui, perkembangan jumlah kasus virus corona di Indonesia mengalami tren peningkatan dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 19-25 Oktober, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 12.045 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama periode 12-18 Oktober, kasus Covid-19 berjumlah 12.045 kasus.

Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan kasus kematian warga akibat Covid-19. Selama periode 12-18 Oktober, kasus kematian Covid-19 berjumlah 110 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 130 kasus kematian."Belum kelihatan ya (dampak XBB), karena masih baru," ujar Budi.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement