REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Setidaknya 154 orang tewas, termasuk 26 orang asing, dalam tragedi penumpukan massa yang mematikan saat pesta Halloween pada Sabtu di Korea Selatan, menurut laporan media pada Senin (31/10/2022).
Sebanyak 33 orang masih dalam kondisi serius dan 116 lainnya menderita luka ringan, menurut Kantor Berita Yonhap, mengutip pejabat di Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan.
Orang asing yang tewas dalam insiden desak-desakan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan itu berasal dari Iran, China, Rusia, Amerika Serikat (AS), Jepang, Prancis, Australia, Norwegia, Austria, Vietnam, Thailand, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Sri Lanka, kata pihak berwenang.
Ini menjadi tragedi terburuk di negara itu sejak bencana feri Sewol 2014 yang menewaskan 304 orang, kebanyakan dari mereka adalah siswa sekolah menengah.
Investigasi masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti tragedi itu.
Pada Ahad (30/10/2022) Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional selama seminggu setelah insiden mematikan itu.
"Ini benar-benar mengerikan," kata Yoon, menambahkan "tragedi dan bencana seharusnya tidak pernah terjadi."
Tragedi itu terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam ketika kerumunan besar menghadiri pesta Halloween memadati gang sempit selebar 3,2 meter di distrik hiburan Itaewon di Seoul.
Perayaan Halloween ini menjadi yang pertama digelar di Seoul dalam tiga tahun terakhir setelah Korea Selatan mencabut banyak pembatasan virus corona.