REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mencatat rekor dengan menghabiskan 42,8 miliar dolar AS selama bulan Oktober untuk mengintervensi pelemahan mata uang yen terhadap dolar AS, kata Kementerian Keuangan, Jepang seperti dilansir dari Reuters, Selasa (1/11/2022).
Langkah itu diharapkan akan kembali menarik investor di tengah penurunan tajam mata uang yen. Jumlah yang dihabiskan itu setara dengan 6,34 triliun yen. Para pialang pasar uang Tokyo, memperkirakan jumlah yang yang dihabiskan bahkan mencapai 6,4 triliun yen selama dua hari berturut-turut di bulan lalu dalam intervensi yang tidak dipublikasikan.
Penurunan tajam mata uang yen termasuk dalam level terendah dalam 32 tahun terakhir. Jumlahnya uang yang dihabiskan itu hampir dua kali lipat dari bulan lalu yang sebesar 2,8 triliun yen. Catatan intervensi terakhir tertanggal 27 Oktober 2022.
Adapun, operasi moneter itu membantu memicu penurunan langsung dalam dolar lebih dari 7 yen pada 21 Oktober, dan dolar lainnya jatuh menjadi sekitar 5 yen pada 24 Oktober meskipun untuk sementara. Namun, mata uang Jepang saat ini tetap berada di bawah tekanan baru.
"Pengeluaran besar untuk intervensi telah terbukti efektif sampai tingkat tertentu," kata Daisaku Ueno, kepala strategi FX di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
"Cara Jepang masuk ke pasar sedikit tidak senonoh karena mereka tampaknya menargetkan perdagangan tipis yang terlihat pada Jumat malam dan Senin dini hari. Ini menunjukkan bahwa otoritas Jepang akan terus menyerang pelaku pasar yang menjual yen melebihi 150 yen," ujarnya.