REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Pasar Rebo, Jakarta Timur, menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi di DKI Jakarta. Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) Mekanis 201/Jaya Yudha Letkol Inf Anton Prasetyo mengatakan, pihaknya telah melakukan apel gelar kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam hidrometeorologi 2022.
"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur dan angin," kata Anton di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Anton menambahkan, bencana alam hidrometeorologi yang dapat terjadi antara lain banjir, angin puting beliung, longsor serta abrasi. Dia mengatakan, dalam kegiatan yang digelar di Lapangan Apel Yonif Mekanis 201/JY Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu juga dilakukan pengecekan personel maupun material.
Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi situasi dan perkembangan bencana alam yang mungkin bisa terjadi setiap saat, kapanpun dan dimanapun khususnya di wilayah sekitar DKI Jakarta.
Anton berharap prajuritnya dapat memberikan respons secara cepat dan tepat dalam memberikan bantuan serta pertolongan kepada masyarakat terdampak bencana alam. "Selalu siap setiap saat diproyeksikan ke lokasi terjadinya bencana alam," ujar Anton.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat delapan orang meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi basah yang terjadi selama sepekan, 24 hingga 30 Oktober 2022. "Selama sepekan terakhir ada delapan orang yang meninggal dunia akibat bencana," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefingsecara daring di Jakarta, Senin (31/10).
Abdul mengatakan, total 40 orang tercatat meninggal akibat bencana hidrometeorologi basah pada pekan sebelumnya pada Oktober. Pada pekan pertama tercatat 13 orang meninggal, pekan kedua (10) dan pekan ketiga (7).