REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori utama lima kali berturut-turut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengusulkan kepada Unicef untuk menjadikan Kota Pahlawan sebagai Kota Layak Anak Dunia. Hal itu diungkapkan perwakilan Unicef, Kurniasih Zulhadji ketika melakukan monitoring KLA di Kota Surabaya.
Kurniasih menjelaskan, di Unicef ada Child-Friendly City Initiatives (CFCI) yang merupakan kota layak anak dunia. "Kami menyambut baik permintaan atau usulan ini. Siapa tahu nanti Surabaya bisa menjadi inisiator pertama CFCI Unicef di Indonesia," kata Kurniasih di Surabaya, Rabu (2/11).
Ia menjelaskan, untuk menembus CFCI Unicef, tahapannya hampir sama dengan KLA. Namun, lebih difokuskan pada prosesnya, dan setiap tahap proses harus melibatkan anak. Ia mengungkapkan, CFCI juga ada penghargaannya, yang difokuskan pada indikator tertentu.
Seperti di Kota Surabaya yang terkenal dengan partisipasi anaknya, maka bisa jadi masuk dalam penghargaan CFCI kategori partisipasi anak. “Jadi, tidak secara menyeluruh yang kami (Unicef) lihat. Tapi lebih difokuskan pada salah satu indikator tertentu,” kata dia.
Kurniasih mengungkapkan, di Asia Tenggara sudah ada Vietnam yang masuk kategori CFCI. "Sebenarnya Indonesia sudah lebih baik daripada Vietnam soal KLA-nya, jadi kenapa tidak untuk diimplementasikan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengaku membutuhkan dukungan dan dorongan dari Bappenas dan Unicef untuk naik tingkat ke Kota Layak Anak dunia. Ia pun berharap, Bappenas dan Unicef ke depan bisa membantu Surabaya naik tingkat menjadi Kota Layak Anak dunia.