Jumat 04 Nov 2022 10:28 WIB

Tawarkan Model Zakat Produktif, Mahasiswa STEI SEBI Kembali Juarai Perlombaan

Dengan adanya model zakat produktif berbasis blockchain, diharapkan daya saing rumput laut lokal dapat meningkat.

Rep: IRWAN KELANA/ Red: Partner
.
Foto: network /IRWAN KELANA
.

Tiga mahasiswa SEBI -- Mariam Kamila (Prodi Perbankan Syariah), Azmatul Alya ( Prodi Akuntansi Syariah, dan Irfaul Risqoh Al Rieza (Prodi Akuntansi Syariah) -- berhasil menjadi juara 3 dalam National Call For Paper and Conference yang diselenggrakan oleh Himaesya (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah), FKIS Universitas Trunojoyo Madura. (Foto: Dok SEBI)
Tiga mahasiswa SEBI -- Mariam Kamila (Prodi Perbankan Syariah), Azmatul Alya ( Prodi Akuntansi Syariah, dan Irfaul Risqoh Al Rieza (Prodi Akuntansi Syariah) -- berhasil menjadi juara 3 dalam National Call For Paper and Conference yang diselenggrakan oleh Himaesya (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah), FKIS Universitas Trunojoyo Madura. (Foto: Dok SEBI)

Destinasi.republika.co.id-- Tiga mahasiswa SEBI berhasil menjadi juara 3 dalam National Call For Paper and Conference yang diselenggrakan oleh Himaesya (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah), FKIS Universitas Trunojoyo Madura. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Mariam Kamila (Prodi Perbankan Syariah), Azmatul Alya ( Prodi Akuntansi Syariah, dan Irfaul Risqoh Al Rieza (Prodi Akuntansi Syariah).

Lomba tersebut mengangkat tema “Pemberdayaan Potensi Ekonomi Syariah Melalui Inovasi dan Kreasi Generasi Z untuk Mewujudkan Halal Value Chain di Indonesia”. Dengan daya kritis dan analitis yang bagus, serta basis pendidikan ekonomi syariah, Mariam, Azma dan Rieza mengaitkan tema tersebut dengan model pengembangan zakat produktif.

Judul yang diangkat adalah “Model Zakat Produktif Berbasis Blockchain untuk Pengembangan Industri Farmasi Halal Rumput Laut”. Mariam, Azma dan Rieza menjelaskan bahwa inti dari gagasan tersebut ialah model zakat produktif yang mendukung pengembangan halal value chain serta berfokus pada industri farmasi halal rumput laut.

Mereka menaruh perhatian pada potensi rumput laut di Indonesia. Menurut mereka, dengan adanya model zakat produktif berbasis blockchain, diharapkan daya saing rumput laut lokal dapat meningkat. Sehingga pada akhirnya volume ekspor cangkang kapsul rumput laut bertambah dan mampu berkontribusi dalam mendorong Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Dengan gagasan tersebut, mereka berhasil menjuarai perlombaan tersebut.