REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dubes Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia dan ASEAN, Abdullah Salem Obaid Al-Dhaheri, memuji sikap toleransi masyarakat Indonesia. Demikian disampaikan Al-Dhaheri saat mengunjungi Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin di Lantai 6, Kantor Kemenag Pusat, Jl MH Thamrin 6, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/22) siang.
"Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dengan kekayaan perbedaan tetapi berhasil merawat sikap toleran sehingga hidup rukun," ungkap Al-Dhaheri.
Al-Dhaheri yang mengenakan batik sebagai pakaian khas Indonesia menyebut, Pemerintah UEA menyambut baik ragam kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Ia menyatakan, Pemerintah UEA berkomitmen meningkatkan kualitas kerja sama dua negara.
"Kita akan terus melakukan scale up. Kerja sama terjalin baik di berbagai bidang, termasuk di bidang agama," sambungnya.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan toleransi yang terjalin di masyarakat Indonesia merupakan buah dari moderasi beragama. Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini menegaskan, kekayaan perbedaan merupakan potensi untuk memperkuat persatuan.
"Moderasi beragama merupakan sikap pertengahan, adil, toleran, dan moderat dalam berbangsa dan beragama. Perbedaan merupakan kekayaan sekaligus perekat persatuan antara seluruh kompenen bangsa," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga mematangkan peresmian Masjid Raya Syekh Zayed di Banjaransari, Surakarta pada 17 November 2022. Peresmian akan dihadiri Presiden RI, Joko Widodo dan Presiden UEA, Pangeran Mohamed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ).
"Kerja sama antara Indonesia dan UEA telah terjalin kuat dan akan terus kita tingkatkan. Kita sepakat untuk terus berkolaborasi demi kemajuan bersama," pungkas Dirjen.
Hadir dalam pertemuan ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib, dan Kasubdit Kemasjidan Direktorat Urais Binsyar, Akmal Salim Ruhana.