Selasa 08 Nov 2022 06:52 WIB

Dirut PPKGBK: GBK Terbuka untuk Kegiatan Non-Olahraga, Termasuk Konser

Dana perawatan Kompleks GBK Rp 20 miliar per bulan bersumber dari biaya sewa.

Ilustrasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. GBK terbuka digunakan untuk kegiatan lain tidak terbatas hanya untuk kegiatan olahraga, termasuk konser.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. GBK terbuka digunakan untuk kegiatan lain tidak terbatas hanya untuk kegiatan olahraga, termasuk konser.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) Rakhmadi Afif Kusumo menyatakan bahwa GBK terbuka digunakan untuk kegiatan lain tidak terbatas hanya untuk kegiatan olahraga. Hal tersebut disampaikan Rakhmadi menanggapi pro-kontra penggunaan fasilitas olahraga GBK yang kini marak dipakai untuk kegiatan non-olahraga, termasuk konser.

Rakhmadi menyadari hakikat kompleks GBK yang dibangun untuk olahraga. Namun di sisi lain, PPKGBK juga membutuhkan biaya pengelolaan dan pemeliharaan yang besar, yang sumber dananya itu bisa didapat dari penyewaan fasilitas di GBK.

Baca Juga

Adi, sapaan akrabnya, meminta masyarakat dapat memahami peran PPKGBK. Sebab, PPKGBK sudah tidak lagi menerima bujet Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sejak mereka ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU) bersifat penuh sejak 2008 sehingga segala kebutuhan pengelolaan dan pemeliharaan harus ditanggung sendiri oleh PPKGBK.

"Estimasi perawatan Kompleks GBK kurang lebih Rp 20 miliar per bulan. Biaya ini kami dapatkan dari biaya sewa GBK. Kami tidak membebankan biaya sepeser pun untuk kebutuhan pembinaan atlet pelatnas yang direkomendasikan Kemenpora," ujar Adi ketika menemui Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari di Kantor KOI, Jakarta, dalam rilis pers KOI di Jakarta, Senin (8/11/2022).

"Latihan atlet yang membela Merah Putih tentu menjadi prioritas kami, tapi event-event di GBK juga yang membiayai biaya perawatan untuk kenyamanan berlatih di GBK,? kata dia.

Namun, Adi menyatakan bahwa PPKGBK tetap berkomitmen mendorong dan mendukung penuh proses pembinaan olahraga Indonesia di GBK sebagai multi-sport complex pertama di Indonesia yang pertama kali dibangun untuk penyelenggaraan Asian Games 1962. PPKGBK selalu berusaha memberi kontribusi kegiatan pengganti untuk menunjang pembinaan olahraga. 

Misalnya, setelah pelaksanaan konser musik Joyland di Lapangan Sofbol akhir pekan lalu, PPKGBK akan menggelar pertandingan sofbol sebagai penggantinya. Mengenai kegiatan itu, PPKGBK bekerja sama dengan Klub Garuda dan didukung Komite Olimpiade Indonesia serta Pengurus Besar Persatuan Baseball Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) berencana mengadakan GBK Garuda Fest 2022 pada 13 November, 20 November, 27 November, dan 4 Desember.

Pertandingan bisbol mempertandingkan kategori U-8 dan U-15. Sementara untuk sofbol dipertandingkan kategori fastpich putra dan slo-pitch putri.

“Kami sudah merencanakan ini sejak jauh-jauh hari untuk mendorong pengembangan atlet-atlet muda Indonesia. Kami juga akan memastikan kenyamanan dan keamanan atlet yang akan bertanding di sana,” kata Adi.

Sementara itu, Oktohari menilai langkah yang dilakukan PPKGBK menjadi pola bisnis yang pada akhirnya dapat menguntungkan semua pihak. Sebab, mengelola dan memelihara fasilitas di Kompleks GBK tidaklah mudah.

“Kebijakan yang dia lakukan tak bisa dihindari. Saya juga berasal dari kalangan pengusaha, dan dalam mengelola usaha kami memang dituntut untuk mencari solusi guna mendapatkan win-win solution," ucap Okto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement