Tim Pengabdian Masyarakat FPP Undip Latih Peternak Itik Kendal Buat Pakan Murah
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tim Pengabdian Masyarakat FPP Undip Latih Peternak Itik Kendal Buat Pakan Murah (ilustrasi). | Foto: Kementan
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Para peternak itik di lingkungan Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong dan Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mendapatkan pelatihan dan pendampingan aplikasi sinbiotik dan makanan beku asal itik.
Pelatihan ini diberikan dalam program pengabdian masyarakat oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (FPP Undip) kepada para peternak di desa potensial pengembangan ternak itik tersebut.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FPP Undip, Istna Mangisah SPt MP mengatakan, selama ini budidaya itik --baik petelur maupun pedaging-- sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat di dua desa ini.
Akan tetapi, saat ini produktivitasnya rendah akibat harga pakan yang mahal serta dilarangnya penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan. “Dua hal ini menjadi penyebab menurunnya pendapatan peternak,” ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/11).
Melihat permasalahan di lapangan ini, jelasnya, FPP Undip menerjunkan tim pengabdian masyarakat untuk melakukan pendampingan dan pelatihan membantu problem yang dihadapi para peternak setempat.
Sekaligus juga untuk meningkatkan pendapatan peternak itik di Kabupaten Kendal. Kegiatan Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat ini sebagai salah satu wadah untuk mendesiminasi hasil- hasil penelitian di perguruan tinggi dan bentuk kepedulian Universitas Diponegoro terhadap lingkungan sekitar.
Dalam program ini, tim pengabdian masyarakat FPP Undip bakal akan melaksanakan pendampingan selama dua tahun. Tahun pertama kegiatan dititikberatkan pada pelatihan kepada peternak itik dalam meproduksi pakan murah berbasis limbah dan kaya sinbiotik.
Di mana, sinbiotik merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik yang memberi manfaat besar terhadap produktivitas itik, karena dapat memperbaiki mikroflora usus dan memacu pertumbuhan bakteri menguntungkan.
Selain itu juga mampu meningkatkan ketahanan tubuh, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kesehatan ternak serta mampu memperbaiki performan pada unggas ayam, itik maupun burung puyuh.
Pemberian sinbiotik memiliki efek yang lebih baik jika dibandingkan pemberian probiotik dan prebiotik secara terpisah, karena substrat spesifiknya tersedia untuk fermentasi
Di samping pelatihan pembuatan sinbiotik yang murah dan mudah, dilakukan juga pelatihan formulasi ransum berbasis bahan pakan limbah, baik dari limbah pertanian, limbah industri maupun limbah rumah tangga.
“Ransum yang murah diperoleh dengan memanfaatkan potensi bahan lokal dan limbah yang ada. Untuk itu peternak juga diberikan pelatihan pengolahan limbah rumah tangga untuk budidaya maggot,” lanjutnya.
Hal ini diamini oleh Guru Besar Undip, Prof Dr Ir Vitus Dwi Yunianto BI MS MSc yang juga terlibat dalam pengabdian masyarakat ini. menurutnya, maggot merupakan larva dari lalat hitam BSF yang kandungan proteinnya mencapai 38 persen dan dapat diberikan kepada ternak unggas.
“Sampai saat ini, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa maggot aman digunakan sebagai campuran pakan untuk ternak unggas, karena lalat BSF bukan vector pembawa penyakit,” katanya.
Istna menambahkan, dalam program pendampingan ini, Tim Pengabdian Masyarakat FPP juga telah menyerahkan bantuan berupa pakan itik sebanyak 6 kuintal, sinbiotik 20 liter, bibit maggot (telur) sebanyak 120 gram dan seperangkat peralatan untuk budidaya maggot.
“Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk meningkatkan produktivitas ternak, penyediaan pangan hewani yang sehat dan juga meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan, dalam hal ini di Desa Turun Rejo dan Desa Kumpulrejo,” tambahnya.