REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus mengklaim pihaknya telah berbenah dan melakukan transformasi sesuai dengan arahan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang memakan ratusan korban jiwa.
Hal itu dikatakan usai melakukan pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Exco PSSI di Gedung Graha Pemuda, Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2022). Dalam pertemuan tersebut, Ferry meyakinkan pihaknya telah berbenah dan siap untuk menggelar kembali kompetisi sepak bola Indonesia.
"Pertama pembenahan internal sudah kita lakukan. Kita juga sudah bertranformasi, salah satunya berinteraksi dengan pemerintah untuk bisa mendapatkan arahan-arahan yang tentunya agar liga terstruktur dengan rapi," kata Ferry dikutip dari laman resmi Kemenpora, Sabtu (19/11/2022).
Selain itu, Ferry memastikan pihaknya akan mengikuti arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait stadion-stadion yang layak digunakan. "Saya pikir di dalam pelaksanaan pertandingan dan kompetisi, utama dan yang paling utama yang harus kita kedepankan adalah mengenai security (keamanan),” ujarnya.
Namun, sejauh ini belum dapat dipastikan kapan dan format apa yang akan digunakan ketika kompetisi kembali digelar. Ferry mengatakan kepastian itu baru bisa didapatkan setelah menggelar rapat koordinasi dengan pihak Kepolisian, Pemerintah, dan para pemangku kepentingan.
"Ada beberapa tanggal opsi. Tapi, lagi-lagi tentu pintu masuknya menunggu dari hasil rakor. Karena kick off kali ini sangat berkaitan dengan security regulation, kemudian bagaimana keterkaitan dengan pihak-pihak PUPR dan sebagainya. Sehingga memang ini perlu ada pendalaman yang lebih serius dan lebih ketat," katanya.
Dalam pertemuan dengan Menpora tersebut, Ferry menyampaikan pihaknya sudah memiliki program yang akan dilaksanakan sebelum kompetisi kembali bergulir. Salah satunya adalah melakukan workshop atau sosialisasi terkait regulasi keamanan penyelenggaraan kompetisi.
"Memang di dalam program yang kami sampaikan, kami sudah menjadwalkan setelah ada rakor untuk dilakukan workshop kaitannya khusus tentang bagaimana implementasi terhadap perform dan juga security regulation," katanya.