Sabtu 19 Nov 2022 22:28 WIB

Bulgaria Dakwa Lima Orang yang Terlibat Pemboman di Istanbul

Bulgaria menyebut lima orang terlibat dalam pemboman dalam penyediaan logistik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Otoritas berwenang Turki sedang mencari perempuan yang meninggalkan tas, diduga berisi bom di kawasan Taksim, Istanbul. Bulgaria telah mendakwa lima orang yang diduga terlibat dalam pemboman di Istanbul pada akhir pekan lalu. Serangan bom ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.
Foto: @shouthaber
Otoritas berwenang Turki sedang mencari perempuan yang meninggalkan tas, diduga berisi bom di kawasan Taksim, Istanbul. Bulgaria telah mendakwa lima orang yang diduga terlibat dalam pemboman di Istanbul pada akhir pekan lalu. Serangan bom ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Bulgaria telah mendakwa lima orang yang diduga terlibat dalam pemboman di Istanbul pada akhir pekan lalu. Serangan bom ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.

"Lima orang telah didakwa atas bantuan logistik mereka kepada salah satu tersangka untuk melarikan diri," kata juru bicara kantor kejaksaan Bulgaria, Siyka Mileva, dilaporkan Alarabiya, Sabtu (19/11).

Saluran televisi lokal mengatakan, tiga orang yang didakwa di Bulgaria berasal dari Moldova dan satu tersangka lainnya berasal dari negara Arab yang tidak disebutkan namanya. Sejauh ini tidak ada rincian informasi lebih lanjut tentang tersangka kelima.

Pada Jumat (18/11), Turki memenjarakan 17 orang atas serangan bom di Istiklal Avenue, Istanbul. Turki menuding kelompok Kurdistan Worker's Party (PKK) sebagai dalang atas pemboman tersebut. Turki menetapkan PKK sebagai kelompok teror.

PKK dan organisasi afiliasinya di Suriah, YPG, membantah terlibat dalam serangan bom itu. Sejauh ini tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Polisi Turki menangkap tersangka utama Alham Albashir. Tersangka merupakan seorang wanita Suriah yang mengaku bekerja untuk militan Kurdi. Dalam interogasi dengan polisi, Albashir mengaku telah menanam bom.

Albashir mengatakan, dia bergabung dengan PKK karena pengaruh pacarnya. Dia tetap bergabung dengan kelompok tersebut meski telah putus dengan pacarnya. 

Pemboman itu adalah serangan yang paling mematikan dalam lima tahun. Serangan ini membangkitkan kenangan pahit dari gelombang pengeboman nasional dari 2015 hingga 2017 yang sebagian besar dituduhkan pada militan Kurdi dan kelompok ISIS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement