REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa memperingatakan "eskalasi dan kekerasan" setelah pembicaraan darurat antara Kosovo dan Serbia soal plat mobil etnis Serbia di Kosovo mengalami kegagalan. Masalah tersebut sengketa lama yang tak kunjung selesai.
"Hari ini setelah berjam-jam berdiskusi, kedua belah pihak tidak menyepakati sebuah solusi," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Senin (21/11/2022).
"Saya pikir penting pemimpin kedua belah pihak bertanggung jawab atas kegagalan pembicaraan hari ini dan setiap eskalasi dan kekerasan mungkin terjadi di lapangan beberapa hari ke depan," tambahnya.
Borrell membahas masalah ini dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg. Ia mencicit pasukan penjaga perdamaian NATO di Kosovo (KFOR)"waspada".
"Kini saatnya untuk solusi yang pragmatis dan bertanggung jawab, eskalasi harus dihindari," tulis Stoltenberg di Twitter.
Komando KFOR Angelo Michele Ristuccia meminta semua pihak menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi. Juru bicara KFOR mengatakan mayor jenderal itu sudah bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla dan menekankan pentingnya menghindari eskalasi.
NATO menempatkan 3.700 pasukan penjaga perdamaian di bekas provinsi Serbia itu untuk mencegah kekerasan antara etnis Albania dan Serbia.
Pada tahun ini Kosovo mencoba mewajibkan minoritas etnis Serbia untuk mengubah plat mobil tua mereka sebelum tahun 1999 ketika Kosovo masih bagian dari Serbia. Orang Serbia di utara negara itu menolak, terkadang dengan kekerasan, tapi Kosovo mengatakan akan mulai menetapkan denda pada Selasa ini.