Rabu 23 Nov 2022 14:49 WIB

Alami Masa Sulit, Google Minta Karyawan Tingkatkan Produktivitas

Google mungkin akan memecat 10 ribu karyawan yang kinerjanya buruk.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Google
Foto: EPA
Google

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Google Sundar Pichai pada Juli mendesak karyawannya untuk meningkatkan produktivitas. Tahun ini, perusahaan menghadapi sejumlah tantangan, mulai dampak pandemi hingga inflasi.

 “Saya pikir penting bahwa kita bekerja sama untuk melewati masa sulit ini,” kata Pichai, dilansir dari Independent.

Baca Juga

Perusahaan induk Google, Alphabet mengalami penurunan laba 27 persen pada kuartal ketiga dibandingkan tahun lalu, dengan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan. 

Alphabet, dikabarkan akan memberhentikan sekitar 10 ribu karyawan yang performanya buruk. Banyak perusahaan teknologi yang berkantor pusat di Amerika telah memberhentikan karyawan tahun ini untuk memangkas biaya. Pekan lalu, The New York Times melaporkan Amazon sedang bersiap untuk memberhentikan 10 ribu stafnya.

Awal bulan ini, Meta telah merumahkan ribuan karyawan yang setara dengan 13 persen tenaga kerjanya. Sementara pemilik baru Twitter, Elon Musk memberhentikan hampir setengah dari tenaga kerja Twitter awal bulan ini hanya beberapa hari setelah menutup kesepakatan pembelian platform senilai 44 miliar dolar AS.

Sistem manajemen kinerja baru Google dapat membantu manajer memecat ribuan karyawannya mulai awal tahun depan. Di bawah sistem baru, para manajer telah diminta untuk mengkategorikan enam persen tenaga kerja Alphabet yang setara dengan sekitar 10 ribu karyawan. Karyawan yang dipilih adalah mereka yang memiliki performa buruk.

Selain itu, sistem ini juga dapat mengurangi jumlah insentif dan stock award yang diberikan kepada karyawan. Awal tahun, dia memperkenalkan upaya yang disebut "Simplicity Sprint" sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa produktivitas perusahaan secara keseluruhan tidak sesuai dengan jumlah karyawan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement