Jumat 25 Nov 2022 17:29 WIB

Soal Dukungan Erick Thohir Jadi Ketum PSSI, Pengamat: Mampu Reformasi Sepak Bola Nasional

Erick Thohir dinilai mampu memimpin reformasi organisasi PSSI.

Red: Agung Sasongko
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, bertemu langsung dengan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Gianni Infantino, Rabu (5/10/2022) waktu setempat.
Foto: Istimewa.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, bertemu langsung dengan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Gianni Infantino, Rabu (5/10/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir didukung masyarakat menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berikutnya menggantikan Mochammad Iriawan alias Iwan Bule. 

Hal itu tercermin dalam survei Polling Institute periode 10-15 November 2022 dimana nama Erick Thohir berada di urutan tertinggi dengan 17,6 persen, disusul kemudian Kaesang Pangarep 6 persen, Dede Yusuf 5,1 persen dan Mahfud MD 4,3 persen. 

Baca Juga

Pengamat sepak bola nasional Sigit Nugroho mengakui kemampuan Erick Thohir memimpin reformasi organisasi PSSI. Pasalnya, Erick merupakan sosok yang memiliki track record yang bagus dalam dunia sepak bola, bahkan pernah memimpin klub sepak bola kelas dunia asal Italia yakni Inter Milan, sehingga itu modal yang bagus dalam membenagi manajemen sepak bola di Indonesia.

Selain itu, Erick Thohir juga memiliki komunikasi baik dengan pengurus FIFA sekarang yang memudahkan dirinya melakukan reformasi di tubuh PSSI. 

“Erick Thohir punya kapasitas sebagai calon ketua umum PSSI. Bekalnya, kemampuan manajerial saat mengelola Inter Milan, komunikasi dengan FIFA sangat baik, tak dimiliki calon lain. Status sebagai menteri jadi kelebihan ekstra,” kata Sigit dalam keterangan persnya, Jumat (25/11).

Dikatakan Sigit, PSSI sudah saatnya direformasi total oleh Erick Thohir dengan cara melepas semua rezim PSSI sebelumnya, karena pengurus sebelumnya memiliki kepentingan tersendiri yang merusak sepakbola Indonesia.

“PSSI mutlak direformasi dan Erick Thohir punya kemampuan itu, tapi kecil kemungkinan bisa terjadi karena rezim penguasa takkan mau melepas begitu saja, mereka dominasi di sepak bola Indonesia dan mereka pintar, tapi merusak. Untuk itu Erick Thohir harus melepas mereka semua,” ucapnya.

Diakui Sigit, dari informasi yang didapat ada beberapa nama yang sudah mencuat gantikan Iwan Bule pimpin organisasi sepakbola Indonesia. Dan dari nama-nama itu datang dari kalangan militer, namun mereka kurang memiliki kualitas untuk mengelola sepakbola seperti yang dimiliki Erick Thohir.

“Ada nama kuat lain dari latar belakang militer. Menurut saya sudahi itu. Kita sudah pernah punya pengalaman serupa, ternyata kemampuan soal bola terlalu minimal,” jelasnya.

Sementara Erick Thohir merupakan dari kalangan profesional dalam dunia sepak bola sehingga ada harapan besar dan semangat untuk membenahi sepak bola Indonesia. 

Lebih jauh pecinta klub Manchester United ini, lewat tangan Erick Thohir peluang sepak bola Indonesia lebih maju sangat besar dengan berbagai pengalamannya di dunia olahraga. 

“Soal jaminan, kita punya peluang memperbaiki sepakbola kita, dengan pendekatan berbeda dari cara lama di tangan Erick Thohir nanti,” ungkapnya.

Sebelumnya, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani secara terbuka menyambut baik dukungan masyarakat agar Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI. Pasalnya, ia menilai Erick sebagai kandidat yang paling kompeten.

Menurut dia, jejak Erick di dunia sepak bola yang dikenal hingga dunia internasional sudah tak diragukan. Apalagi, menteri berusia 52 tahun itu pernah menjabat Presiden Inter Milan dan memiliki klub DC United di Amerika Serikat.

"Ini pandangan saya secara profesional. Kalau diberi kesempatan, tentu Pak Erick akan merekrut orang yang berkompeten di bidang sepak bola, bukan pasukan sirkus," ujar Hasani dikutip dari Antara.

"Selama dipegang oleh Pak Erick, bisnis dan keuangan Inter Milan jadi benar. Saat ini klub itu jadi salah satu yang terbaik di Italia," imbuhnya.

Hasani menganggap Erick juga memiliki perhatian penuh terhadap sepak bola nasional. Salah satu buktinya, Erick sebagai bos Mahaka Sports pernah menggelar Piala Presiden pada tahun 2015.

Kehadiran Piala Presiden edisi pertama itu bermanfaat untuk mengisi kekosongan kompetisi karena PSSI disanksi oleh FIFA. Saat ini, Erick juga memiliki saham di beberapa klub Indonesia seperti Persib Bandung dan Persis Solo. "Ketika ada Piala Presiden, nilai sepak bola naik kembali," tutur Hasani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement