REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Presiden China Xi Jinping telah mengirim surat kepada pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Dalam surat itu, Xi mengatakan, China sangat mementingkan hubungan bilateralnya dengan Korut.
Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya pada Sabtu (26/11) mengungkapkan, surat Xi untuk Kim dikirim pada Selasa (22/11) lalu. Surat itu merupakan balasan atas ucapan selamat yang dikirimkan Kim kepada Xi setelah dia kembali terpilih sebagai presiden China dalam Kongres Partai Komunis China ke-20 yang digelar bulan lalu.
"Melalui beberapa putaran pertemuan, saya dan rekan saya, Sekretaris Jenderal (Parti Buruh Korut Kim Jong-un), membangun pemahaman bersama yang penting dan kemajuan dalam hubungan China-Korut, untuk mendorong resolusi politik terhadap masalah Semenanjung (Korea), serta melindungi kepentingan bersama dari kedua negara," kata Xi dalam suratnya seperti dikutip KCNA.
Xi mengatakan, dunia sedang menghadapi perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Xi mengaku bersedia memperkuat hubungan bilateral dengan Korut serta memberikan kontribusi aktif baru guna mempromosikan perdamaian dan stabilitas di dunia di bawah lanskap yang berubah.
"Kamerad, Sekretaris Jenderal, dan Komite Sentral Partai Buruh Korut menjalin persahabatan dengan saya, partai China dan rakyatnya, serta sangat mementingkan perkembangan hubungan China-Korut,” kata Xi kepada Kim.
Saat ini Korut tengah menghadapi gelombang tekanan dan kecaman baru menyusul peningkatan intensitas pengujian rudal balistiknya. Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui mengkritik tajam Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Hal itu karena Guterres bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam mengecam uji coba rudal balistik Korut. “Saya menyatakan penyesalan yang kuat atas fakta bahwa Sekretaris Jenderal PBB telah mengambil sikap yang sangat tercela," ujar Choe, Senin (21/11), dilaporkan KCNA.
Choe menuduh Guterres justru membiarkan AS dan sekutunya membawa isu uji coba rudal balistik antar-benua (ICBM) Korut ke Dewan Keamanan PBB. "Ini jelas membuktikan bahwa dia (Guterres) adalah boneka AS," katanya.
Guterres sebelumnya memang mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras peluncuran ICBM Korut. Dia mengulangi seruannya agar tindakan provokatif dihentikan. Pernyataan Guterres muncul setelah AS dan negara-negara lain mengkritik uji coba ICBM Korut yang menunjukkan potensi menyerang, bahkan mencapai daratan Negeri Paman Sam.