Senin 28 Nov 2022 12:43 WIB

Isu Relawan Meninggal di Lokasi Gempa Cianjur Hoaks

Basarnas memperpanjang pencarian korban gempa Cianjur hingga 30 November. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
 Anggota Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menerbangkan helikopter untuk mengantarkan barang-barang bantuan ke desa yang terkena dampak gempa Senin di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, Sabtu, 26 November 2022. Gempa bermagnitudo 5,6 menewaskan ratusan orang, banyak dari mereka adalah anak-anak, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Anggota Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menerbangkan helikopter untuk mengantarkan barang-barang bantuan ke desa yang terkena dampak gempa Senin di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, Sabtu, 26 November 2022. Gempa bermagnitudo 5,6 menewaskan ratusan orang, banyak dari mereka adalah anak-anak, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Basarnas Bandung mengungkapkan isu yang beredar tentang sejumlah relawan yang meninggal di lokasi gempa Cianjur saat pencarian korban adalah hoaks. Hal itu berdasarkan pengecekan ke seluruh rumah sakit di Cianjur dan dipastikan tidak terdapat relawan yang meninggal.

Kepala Basarnas Bandung Jumaril mengatakan, pihaknya langsung melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit seperti RSUD Sayang, Rumah Sakit Cimacan dan Rumah Sakit Bhayangkara pascaisu relawan meninggal beredar. Dipastikan isu tersebut merupakan hoaks.

"Saya sudah lakukan pengecekan ke beberapa rumah sakit seperti RSUD Sayang, rumah sakit Cimacan dan rumah sakit Bhayangkara dan tidak ada kejadian itu sehingga kami memgambil kesimpulan bahwa berita itu hoaks," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (28/11/2022).

Antisipasi yang dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada relawan maupun anggota SAR, pihaknya memberikan suplemen atau vitamin kepada mereka sebelum berangkat ke lokasi pencarian korban. Selain itu mereka mendapatkan vaksin tetanus.

"Kita bekerja sama dengan dinas kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan Bandung untuk memberikan vaksin tetanus kepada tim SAR yang terlibat pencarian ini," katanya.

Tidak hanya itu, setelah melakukan pencarian korban atau jenazah, Jumaril mengatakan, relawan dan tim SAR harus melakukan dekontaminasi atau sterilisasi sebelum masuk posko. Hal itu dilakukan agar terhindar dari penyakit akibat terkontaminasi jasad manusia.

"Posko gabungan ini ditempatkan tim kesehatan dari rumah sakit Yarsi. Mereka mendukung kesehatan bagi seluruh relawan dan tim SAR," katanya.

Jumaril menambahkan, pihaknya masih memperpanjang pencarian korban gempa Cianjur hingga 30 November. Sebab, masih terdapat 11 orang korban yang hilang dan masih dalam proses pencarian.

Total korban yang mengalami luka-luka sebanyak 703 orang. Korban mengungsi 73.693 orang, korban meninggal dunia 321 orang dan masih dalam pencarian sebelas orang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement