Rabu 30 Nov 2022 17:23 WIB

ICMI Selenggarakan National Leadership Camp Angkatan 1

ICMI mengadakan National Leadership Camp Angkatan 1 yang berlangsung selama dua hari

Red: Christiyaningsih
ICMI menyelenggarakan National Leadership Camp Angkatan 1 yang berlangsung selama dua hari.
Foto: ICMI
ICMI menyelenggarakan National Leadership Camp Angkatan 1 yang berlangsung selama dua hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyelenggarakan National Leadership Camp Angkatan 1 yang berlangsung selama dua hari pada 29-30 November 2022 di Gedung Nusantara IV, MPR RI. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Silaknas Doni Yusri, Ketua Umum ICMI Arif Satria, serta keynote speech oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga membuka secara resmi kegiatan perdana ini.

"National Leadership Camp ICMI ini akan disempurnakan model dan kurikulumnya. Tapi ini sebuah awal dan langkah sangat penting. Harapannya ialah pengurus ICMI semakin memahami sejarah, memahami khittah, perjuangan ICMI, serta wawasan kebangsaan," kata Arif Satria.

Baca Juga

Menurut pria yang juga Rektor IPB University ini, ICMI selalu berpegang teguh pada wawasan keislaman, kecendikiawanan, dan keindonesiaan. Dalam kegiatan National Leadership Camp, ICMI mengajak untuk meneladani sifat Rasulullah antara lain sidiq, fathanah, amanah, dan tabligh.

Dalam kesempatan itu, Arif Satria mengucapkan terima kasih kepada Ketua MPR RI yang telah memberikan dukungan kegiatan ini. Lebih lanjut, Arif mengatakan kegiatan ini rangkaian dari Silaknas ICMI.

Selanjutnya, dalam sambutannya Bambang Soesatyo turut mengajak para peserta untuk meningkatkan kualitas kehidupan berdemokrasi. Dalam hal ini, ia menekankan peran ICMI sebagai jembatan antara institusi keagamaan dan pemerintahan.

'“Di tengah kompleksitas dan kemajemukan sosial budaya yang begitu beragam, keberadaan agama turut berkontribusi bagi penguatan nilai-nilai demokrasi. Kelahiran ICMI menandai bahwa pemerintah dan negara mengakui peran dan pengaruh kaum intelektual Islam di tanah air,” tuturnya.

Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian Silaknas dan Milad ICMI ini dihadiri oleh 200 peserta peserta yang terdiri dari pengurus ICMI baik pengurus pusat maupun daerah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk membentuk gambaran pemimpin seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia memasuki Indonesia Emas 2045.

Turut hadir dalam kegiatan ini para Waketum ICMI Moh. Jafar Hafsah, Priyo Budi Santoso, Andi Azhar Cakra Wijaya, dan Riri FItri Sari, Bendahara Umum ICMI Achmad Kusna Permana, serta para narasumber. Sesi pertama dibuka oleh Ketua Dewan Penasihat ICMI sekaligus anggota DPD RI Jimly Asshiddiqie yang memaparkan materi mengenai Khittah ICMI dalam bingkai keislaman dan keindonesiaan.

Pemaparan materi dilanjutkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang mengangkat topik mengenai strategi dan taktik ICMI di hari ini dan masa depan. Kegiatan kemudian dilanjutkan oleh narasumber ketiga Ilham A Habibie yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar ICMI. Dalam pemaparannya, ia turut mengajak ICMI untuk terus menggagas dan memberikan kontribusi nyata yang menegaskan peran IPTEK dan IMTAQ sebagai arah perjuangan ICMI.

Sesi terakhir kegiatan diisi dengan pemaparan dari narasumber keempat dan kelima yaitu Rektor UIII Komaruddin Hidayat dan Direktur IndoBarometer Muhammad Qodari.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah ayat 259)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement