Rabu 30 Nov 2022 19:30 WIB

Kementan Klaim 600 Ribu Ton Beras Sudah Ada, Bulog Diminta Jangan Impor

Kementan menyebut Bulog telah diberikan data beras serta lokasi sentranya

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menata karung berisi beras di Gudang Perum Bulog, Pulo Brayan Darat, Medan, Sumatera Utara. , Rabu (9/11/2022). Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan stok beras nasional dalam kondisi aman karena mengalami surplus sebesar 6,6 juta ton dari berbagai wilayah di Indonesia (data Bapanas per 7 November 2022). Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras di sejumlah wilayah sentra masih sanggup memenuhi kebutuhan beras untuk cadangan Bulog. Kementan pun meminta agar Bulog tidak merealisasikan importasi beras yang direncanakan sebesar 500 ribu ton.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Pekerja menata karung berisi beras di Gudang Perum Bulog, Pulo Brayan Darat, Medan, Sumatera Utara. , Rabu (9/11/2022). Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan stok beras nasional dalam kondisi aman karena mengalami surplus sebesar 6,6 juta ton dari berbagai wilayah di Indonesia (data Bapanas per 7 November 2022). Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras di sejumlah wilayah sentra masih sanggup memenuhi kebutuhan beras untuk cadangan Bulog. Kementan pun meminta agar Bulog tidak merealisasikan importasi beras yang direncanakan sebesar 500 ribu ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras di sejumlah wilayah sentra masih sanggup memenuhi kebutuhan beras untuk cadangan Bulog. Kementan pun meminta agar Bulog tidak merealisasikan importasi beras yang direncanakan sebesar 500 ribu ton.

Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Batara Siagian mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada Bulog terkait kesanggupan produksi beras nasional untuk memenuni gudang Bulog. Ia mengatakan, Kementan juga telah menyerahkan data beras berikut lokasinya secara terperinci.

Baca Juga

“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” kata Batara dalam Siaran Pers Kementan, Rabu (30/11/2022).

Batara mengatakan, dalam surat tersebut, telah disampaikan data kesiapan penggilingan di 24 provinsi untuk memasok beras ke Bulog sebesar 610.632 ton berlaku hingga akhir Desember 2022.

Hanya saja, ia tidak merinci lebih lanjut ihwal harga beras yang dapat diserap oleh Bulog. Seperti diketahui, Bulog ditugaskan untuk dapat menyerap beras dalam negeri dengan skema komersial mengikuti harga pasar. Namun, rerata harga beli oleh Bulog sebesar Rp 10.200 per kg untuk beras medium.

Pihaknya berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut dan tidak perlu melakukan importasi beras. Sebab Kementan petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.

Menurut Batara, petani terus melakukan produksi saat ini dan pada bulan Februari-Maret stok akan melimpah.“Dibandingkan produksi secara nasional, sebenarnya kebutuhan gudang cadangan beras bulog sangat kecil. Tidak mungkin tidak dapat terpenuhi. Kami mohon masa panen raya bisa dimaksimalkan penyerapan,” katanya menambahkan.

Sesuai hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI pada Rabu (23/11/2022) pekan lalu, lalu Kementan diberikan waktu memvalidasi data lapangan dan besaran stok beras yang ada di Indonesia. Kementan pun diminta menyiapkan 600 ribu ton beras bagi Bulog dalam waktu enam hari.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, telah menerima data dari Kementan terkait perusahaan penggilingan dan pelaku usaha yang siap memasok beras untuk Bulog.

Namun, ia menegaskan Bulog akan melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk memastikan ketersediaan beras yang dijanjikan oleh Kementan. "Kita akan tindaklanjuti memastikan bahwa beras di dalam data itu memang benar," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement