REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Otoritas Turki memberikan peringatan ancaman keamanan terhadap tiga kedutaan Eropa Barat dan satu organisasi internasional besar. Otoritas Turki tidak menyebutkan nama negara dan organisasi itu karena persoalan sensitivitas.
Sebuah organisasi internasional mengirim email peringatan kepada stafnya yang menyoroti risiko keamanan di pusat perbelanjaan, terminal bus, dan bandara. Peringatan keamanan ini disebarkan karena ada potensi serangan balasan oleh kelompok militan. Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri Turki menolak mengomentari peringatan tersebut.
Sementara itu, kantor berita Serbia, Tanjug pada Rabu (30/11/2022) yang mengutip Menteri Luar Negeri Ivica Dacic melaporkan, pemerintah mengimbau kepada warga negara Serbia untuk menghindari perjalanan ke Turki, terutama ke Ankara dalam beberapa minggu mendatang. Dacic mengatakan, larangan ini dikeluarkan karena ada potensi serangan.
“Saya ingin memperingatkan bahwa, menurut informasi dari badan keamanan, serangan teroris dapat diperkirakan terjadi dalam beberapa minggu ke depan, dan dalam hal ini informasi tersebut mengacu pada ibu kota Turki, Ankara,” kata Dacic dalam sebuah pernyataan kepada Tanjug.
Dacic mengatakan, peringatan itu mungkin juga berlaku untuk wilayah lain di Turki. Dacic memperingatkan warga negara Serbia untuk menghindari bepergian ke Turki, kecuali mereka memiliki kebutuhan mendesak.
“Kalau warga kita sudah ada di sana, mereka harus menghindari tempat-tempat ramai seperti zona pejalan kaki, metro, stasiun bus dan kereta api dan tempat serupa lainnya,” kata Dacic.
Kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) melancarkan pemberontakan melawan Turki pada 1984. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik tersebut. PKK dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.