Senin 05 Dec 2022 16:40 WIB

Harga Telur Meroket, Pembelian Meningkat

Harga telur ayam eceran mencapai Rp 32 ribu per kilogram.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang menata telur ayam di lapaknya. Harga telur saat ini terus mengalami kenaikan (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata telur ayam di lapaknya. Harga telur saat ini terus mengalami kenaikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga telur ayam di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu meroket. Meski demikian, penjualan kepada konsumen justru mengalami peningkatan.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di salah satu agen telur Hj Titin di Pasar Baru Indramayu, Senin (5/12/2022), harga telur ayam eceran mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Sedangkan pembelian grosir/ikatan (berisi 15 kilogram), mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

Baca Juga

"Kenaikan harga terjadi secara bertahap sejak sebulan yang lalu. Biasanya sekali naik Rp 300 sampai Rp 500 per kilogram," kata Hj Titin, pemilik agen telur di Pasar Baru Indramayu.

Titin menjelaskan, naiknya harga telur itu disebabkan karena pengaruh menjelang Natal dan tahun baru. Menjelang momen tersebut, harga telur memang biasa mengalami kenaikan. "Dalam kondisi normal, harga telur ayam di kisaran Rp 25 ribu per kilogram," terang Titin.

Selain itu, lanjut Titin, kenaikan harga saat ini juga disebabkan banyaknya peternak di sentra peternakan yang tahun lalu banyak menjual ayamnya. Penjualan ayam secara besar-besaran itu disebabkan kerugian yang mereka alami karena mahalnya harga pakan ayam.

Akibatnya, lanjut Titin, produksi telur ayam di tingkat peternak saat ini menjadi berkurang. Dengan produksi yang kurang dan permintaan meningkat jelang Natal dan Tahun Baru, akhirnya membuat harga telur saat ini melambung.

"Walaupun sekarang harga telur ayam naik, permintaan telur ayam justru meningkat," tukas perempuan yang telah menjadi agen telur selama 30 tahun terakhir itu.

Titin menyebutkan, dalam kondisi normal, telur yang dijualnya di kisaran tujuh kuintal sampai satu ton per hari. Namun sejak beberapa pekan terakhir, penjualan telurnya mencapai 15 kuintal sampai dua ton per hari.

Titin mengakui, kerap mendapat protes dari para konsumennya karena harga telur yang terus mengalami kenaikan. Namun, dia tak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga itu sudah terjadi sejak di tingkat peternak.

Selama ini, Titin biasa memperoleh pasokan telur ayam dari peternak di daerah Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Sejauh ini, dia masih bisa memperoleh pasokan sesuai permintaannya.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga asal Karanganyar, Kecamatan Indramayu, Iir (48), menuturkan, kenaikan harga telur ayam itu sangat memberatkan. Apalagi, telur ayam merupakan kebutuhan pokok yang harus selalu tersedia setiap hari.

"Hampir setiap hari saya menghidangkan telur untuk keluarga, terutama sarapan. Saat tidak sempat masak pun, saya seringnya goreng telur. Jadi telur harus selalu tersedia di kulkas," tutur Iir.

Untuk itu, meski harga telur mengalami kenaikan, Iir mengaku akan tetap membelinya. Dia berharap, harga telur bisa segera turun kembali.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement