REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS -- Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran optimistis kehadiran Food Estate akan menjadi magnet baru dalam melahirkan pertumbuhan multisektor, seperti pariwisata, pusat penelitian dan pendidikan hingga pengembangan teknologi terbarukan. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melihat peluang yang ada sebagai suatu momentum mempersiapkan diri, terlebih kaum milenial yang menjadi bagian penting dalam program tersebut, jangan menjadi penonton.
“Peluang itu ada di depan mata, tinggal niat dan keinginan untuk menangkap peluang itu ” tegas pria kelahiran Sampit ini, dalam siaran pers, Kamis (8/12/2022).
Sebagaimana diketahui program Food Estate yang berlokasi di Desa Belanti Siam dan Desa Gadabung Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas merupakan program strategis nasional. Program tersebut merupakan usulan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pada Tahun 2017 dan kemudian disetujui pelaksanaannya oleh Presiden Joko Widodo. Program ketahanan pangan ini, bukan hanya untuk Kalteng, tetapi diharapkan menjadi bagian penting ketahanan pangan nasional, terlebih menghadapi inflasi dan ancaman krisis.
Perhatian Gubernur terhadap Food Estate ini cukup beralasan karena ketahanan pangan sangatlah penting, apalagi belajar dari hantaman inflasi saat ini. Menurutnya kita belajar banyak dari inflasi yang saat ini terjadi, dan memiliki dampak yang luar biasa bagi sosial ekonomi masyarakat. ‘’Kita harapkan kedepan jangan sampai terulang, maka program Food Estate harus kita perjuangkan dengan kerja keras untuk ketahanan pangan Kalteng” ucapnya.
Menurutnya, keberhasilan Food Estate bukan hanya akan menjadi ketahanan pangan Kalteng tetapi akan menjadi lumbung pangan nasional. “Food Estate yang terintegrasi dengan pertanian secara makro, baik pangan, maupun peternakan hingga perikanan,hanya ada di Kalteng. Dan hari ini kembali saya melihat langsung perkembangannya, saya optimistis berhasil, dan akan memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan para petani, serta kesejahteraan bagi masyarakat Kalteng pada umumnya,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa program Food Estate bukan semata-mata hadiah atau kepercayaan dari pemerintah pusat, tapi buah perjuangan yang diusulkan sejak tahun 2017 lalu kepada Presiden Joko Widodo. “Saat mengusulkan program ini, yang ada dalam benak saya adalah Kalimantan Tengah harus mandiri pangan. Mustahil kita memiliki tanah yang subur, wilayah yang luas, tidak mampu menciptakan kemandirian pangan” katanya.
Menurutnya, sebagai provinsi terluas di Indonesia dan beririsan langsung nantinya dengan Ibu Kota Negara Nusantara, maka Kalteng memiliki nilai strategis sebagai provinsi penyangga IKN. Oleh sebab itu ia mengingatkan, untuk membangun Kalteng kuncinya hanya kebersamaan, dengan mengenyampingkan perbedaan.
Ia juga mengungkapkan bahwa perbedaan jangan dimaknai perpecahan, dan jangan dipaksa persamaan menjadi perbedaan. Saat kita perdebatkan perbedaan, bangsa lain sudah sampai bulan, kita hanya bangga produksi terang bulan, bangsa lain produksi bom atom, kita hanya bangga produksi kacang atom.
“Mari satukan niat, langkah dan pengabdian kita untuk bersama-sama membangun Kalimantan Tengah, kesampingkan kepentingan dan perbedaan, karena perbedaan itu sesungguhnya adalah berkah dan kekuatan untuk kita meraih cita-cita besar kemakmuran Kalimantan Tengah," katanya.