Jumat 09 Dec 2022 08:30 WIB

Mengapa Syariat Perintahkan Aqiqah?

Orang tua yang mampu disunnahkan untuk aqiqah ketika anaknya telah lahir.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Orang tua yang mampu disunnahkan untuk aqiqah ketika anaknya telah lahir. Foto: Akikah (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Orang tua yang mampu disunnahkan untuk aqiqah ketika anaknya telah lahir. Foto: Akikah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Orang tua yang mampu disunahkan untuk aqiqah ketika anaknya telah lahir. Dr Ahmad Hatta MA dkk dalam bukunya "Bimbingan Islam untuk Hidup Muslim" menjelaskan aqiqah artinya adalah menyembelih hewan pada hari ke-7 dari kelahiran anak dan mencukur rambutnya. 

"Hukum aqiqah adalah sunnah muakkad," katanya.

Baca Juga

Samurah bin jundub meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda. "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, dicukur, dan diberi nama. "(HR. Abu Dawud).

Mengapa syariat perintahkan aqiqah?

Pertama, karena hukumnya sunnah  Muakkad.  

Kedua, aqiqah merupakan bentuk syukur atas nikmat berupa kelahiran seorang anak yang telah Allah berikan.

Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 7 berfirman:

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu."

Ketiga, menjaga anak yang baru dilahirkan dari godaan setan. Inilah maksud dari hadis nabi. "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya." Sehingga aqiqah merupakan tebusan, agar anak terbebas darinya. 

Keempat menghilangkan kotoran dan penyakit dari anak. Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. "Anak di aqiqahi.  Kucurkanlah darah (sembelihlah) dan hilangkanlah penyakit. (Sahih Bukhari)

Kelima, merupakan kegembiraan atas bertambahnya jumlah umat Islam, seperti yang didambakan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan dibanggakannya. (Abu Dawud).

Para ulama berpendapat dan sepakat bahwa waktu aqiqah yang paling utama adalah hari ketujuh dari hari kelahirannya. Jika tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, boleh dilaksanakan pada hari ke-14, jika tidak bisa pula pada hari ke-21 (Tabarani al-Mu'jama as shagir. Jika tidak memungkinkan kapan bisanya boleh dilakukan.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement