Ahad 11 Dec 2022 20:38 WIB

Limbah Tekstil Bisa Dibuat Jadi Kreasi Menarik Lho

Pakaian bekas bisa dikelola untuk mengurangi limbah fashion.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Break The Pattern Workshop Electrolux X Setali Indonesia tentang kesadaran mengolah limbah pakaian, Kamis (8/12/2022).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Break The Pattern Workshop Electrolux X Setali Indonesia tentang kesadaran mengolah limbah pakaian, Kamis (8/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Electrolux bersama Setali Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk sadar mengenai limbah pakaian. Hal ini bertujuan menggiring gerakan fashion berkelanjutan dengan memperpanjang usia pakaian.

"Daur ulang pakaian dan limbah tekstil pada kain yang rusak, bernoda atau tidak terjual dengan mengubahnya menjadi kreasi inspiratif, itu upcycling, dan habit masyarakat harus dibangun dengan cara mendonasikan pakaian biar usianya panjang, bisa dipakai lagi lebih lama dan baik," ujar penyanyi sekaligus pendiri Setali, Andien Aisyah saat menggelar konferensi pers di Jakarta belum lama ini.

Baca Juga

Menurutnya, pilar sustainable atau berkelanjutan dalam bidang fashion khususnya, memiliki dampak tersendiri di kehidupan saat ini. Oleh karenanya ia mengatakan, Setali Indonesia bertujuan untuk menjadi penyeimbang di dunia yang saat ini serba instan, cepat dan berlomba-lomba dengan kembali sadar tentang menjalani gaya hidup berkelanjutan.

"Tujuannya adalah memberikan kehidupan baru untuk limbah dan meningkatkan mata pencaharian di industri pakaian. Setali Indonesia memulai gerakan ini dengan mengajak orang untuk memilah pakaian-pakaian yang masih layak, lalu di upcycling menjadi pakaian baru kembali," terang Andien.

Co Founder Setali Indonesia, Intan Anggita juga menyatakan, bahwa Setali Indonesia hadir agar sustainable fashion menjadi sesuatu yang inklusif. Ia juga berupaya menggiring masyarakat agar sadar tentang mengurangi limbah fashion dengan upaya kolektif yang bisa dilakukan kapan saja.

"Mengelola pakaian bekas sebagai upaya mengurangi limbah fashion merupakan cara meningkatkan kesadaran minat masyarakat tentang betapa sangat berpengaruhnya barang terdekat di kehidupan mereka yang dimulai dari dalam lemari," kata Intan.

Seperti tercatat dalam data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021, bahwa Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah pakaian atau setara dengan 12 persen dari limbah rumah tangga.

Kontribusi limbah rumah tangga terhadap komposisi sampah keseluruhan mencapai 42,12 persen. Namun dari keseluruhan limbah pakaian tersebut, hanya 0,3 juta ton limbah pakaian yang didaur ulang.

Setali bersama Elektrolux berupaya bersama meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah pakaian bekas menjadi pakaian baru yang bernilai dan tahan lama atau berumur panjang. Senada dengan Setali, Electrolux Indonesia sebagai produsen peralatan elektronik rumah tangga di dunia, memiliki tujuan untuk membentuk kehidupan yang lebih baik untuk hari esok.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement