REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono menyatakan, pihak kepolisian masih mendalami kasus perampokan dan penyekapan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso. Polisi telah memeriksa sidik jari pelaku yang tercecer di sejumlah titik di tempat kejadian perkara (TKP) untuk kemudian dicocokkan dengan sistem kependudukan.
Penyidik, kata Argo, juga masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. "Perkembangan Insya Allah positif. Mudah-mudahan ada titik terang segera," ujarnya dikonfirmasi Selasa (13/12).
Argo melanjutkan, saat proses olah TKP, pihaknya menemukan sejumlah sidik jari yang diduga milik pelaku perampokan. Sidik jari yang ditemukan itu pun kini dalam pemeriksaan penyidik gabungan. Termasuk, melakukan kroscek data kependudukan secara manual di dinas kependudukan. "Iya sedang dicek (sidik jari) dengan manual di Dispenduk," kata dia.
Argo mengungkapkan, ada beberapa kelompok yang teridentifikasi tapi masih didalami oleh tim gabungan. "Sementara belum bisa kita share mas karena teknis. Updatenya sementara kita masih lakukan pemeriksaan tambahan untuk saksi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi perampokkan terjadi di Rumah Dinas Wali Kota Blitar Santoso, yang terletak di Jalan Sudanci Suprijadi nomor 18, Kota Blitar, Jawa Timur pada Senin (12/12) pagi. Pelaku perampokkan menyekap anggota Satpol PP yang berjaga di lokasi beserta Wali Kota Blitar dan sang istri.
Argo memastikan tidak ada yang terluka dalam peristiwa tersebut. Adapun barang yang diambil di antaranya satu ponsel milik Santoso dan uang tunai sekitar Rp400 juta milik Santoso. Mereka juga mengambil perhiasan berupa kalung yang digunakan istri Wali Kota Blitar, beserta jam tangan yang apabila diuangkan ditaksir mencapai Rp15 juta.