Rabu 14 Dec 2022 19:13 WIB

Survei Ini Sebut Gaji Karyawan Naik Lebih Tinggi pada 2023

Survei Mercer sebut gaji karyawan akan naik rata-rata 6,1 persen di tahun 2023

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang karyawan berjalan usai bekerja di Jakarta. Tahun depan diperkirakan jadi tahun kenaikan gaji tertinggi menurut Survei Total Remunerasi Mercer Indonesia. Total Remuneration Survey (TRS) yang diadakan Mercer mengungkapkan, gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen tahun depan, naik dibandingkan 5,8 persen pada 2022.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Seorang karyawan berjalan usai bekerja di Jakarta. Tahun depan diperkirakan jadi tahun kenaikan gaji tertinggi menurut Survei Total Remunerasi Mercer Indonesia. Total Remuneration Survey (TRS) yang diadakan Mercer mengungkapkan, gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen tahun depan, naik dibandingkan 5,8 persen pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun depan diperkirakan jadi tahun kenaikan gaji tertinggi menurut Survei Total Remunerasi Mercer Indonesia. Total Remuneration Survey (TRS) yang diadakan Mercer mengungkapkan, gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen tahun depan, naik dibandingkan 5,8 persen pada 2022.

Market Leader Indonesia Mercer, Astrid Suryapranata mengatakan, kenaikan gaji ini menandakan perbaikan performa perusahaan kembali pada masa sebelum pandemi. Perusahaan-perusahaan juga sudah mempertimbangkan kenaikan inflasi yang terjadi.

"Ini juga seiring dengan naiknya proyeksi GDP Indonesia pada 2022, namun, perlu dicatat pula bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan kinerja seperti semula mengingat dampak luas dari kenaikan tingkat inflasi," katanya dalam keterangan, Rabu (14/12).

Survei ini berdasarkan masukan dari 550 organisasi dan perusahaan dari tujuh kategori industri pada April dan Juni 2022. Kenaikan gaji di berbagai perusahaan di Indonesia secara stabil terus meningkat sejak 2021, setelah sempat mencatatkan kenaikan yang cukup rendah di angka 5,5 persen saat puncak penyebaran pandemi.

Meskipun secara garis besar perusahaan-perusahaan tersebut sudah menunjukkan pemulihan, namun pemulihan tersebut masih belum menyentuh kembali angka pada 2019. Kenaikan gaji saat itu yaitu sebesar 6,9 persen.

Proyeksi kenaikan gaji di Indonesia berada di atas rata-rata Asia Pasifik sebesar 4,8 persen. Di seluruh Asia, kenaikan gaji rata-rata secara keseluruhan mencerminkan perbedaan dalam perkembangan gaji antara negara berkembang dan negara maju, dengan prakiraan setinggi 9,1 persen di India hingga 2,2 persen di Jepang, yang terendah di kawasan ini.

Dari berbagai sektor industri yang disurvei dan dianalisa, sektor Emerging Tech diprediksi mengalami kenaikan gaji tertinggi mencapai 8,2 persen dibandingkan dengan sektor lainnya. Lalu, diikuti oleh perusahaan High Tech dengan 6,9 persen dan Life Sciences sebesar 6,4 persen.

Namun pada saat bersamaan, kedua sektor Emerging Tech dan High Tech juga merupakan dua sektor industri yang diprediksi akan menaikkan gaji lebih rendah dibandingkan kenaikan di tahun sebelumnya (2022). Hal ini mungkin saja terjadi akibat investasi pada kedua jenis industri yang dinilai melambat dan perubahan perilaku dari konsumen online pasca pandemi.

Jika dibandingkan kenaikan gaji pada tahun sebelumnya, sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan yakni 6,3 persen dari 5,7 persen serta sektor Consumer Goods (penyedia produk kebutuhan sehari-hari) (6,1 persen dari 5,7 persen) ditaksir sebagai sektor yang akan mengalami pertumbuhan kenaikan gaji tertinggi di antara sektor industri lain yang disurvei.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement