Sabtu 17 Dec 2022 16:54 WIB

Avatar: The Way of Water dan Upaya Nyata Manusia Tinggal di Luar Angkasa

Banyak negara telah memulai upaya agar manusia bisa hidup di luar angkasa, perstiwa yang juga telah digambarkan dalam sekuel film Avatar

Rep: Dwina Agustin/ Red: Partner
.
Foto: network /Dwina Agustin
.

Cuplika adegan dari film karya James Cameron
Cuplika adegan dari film karya James Cameron

SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID -- Pencarian planet lain untuk bisa ditinggali manusia akankah berjalan mulus? Atau pada akhirnya manusia akan tetap rakus dan memusnahkan alam yang ditempati, seperti tergambarkan dalam film terbaru James Cameron berjudul Avatar: The Way of Water yang baru saja tayang.

Isu penjelajahan pelanet lain bagi manusia bukan hanya cerita fiksi lagi di era saat ini. Upaya itu sudah sangat nyata dan dekat. Jika dulu gagasan tersebut hanya dalam imajinasi saja, program-program penjelajahan luar angkasa untuk mencari tempat tinggal baru bagi manusia sudah berjalan.

Upaya beradaptasi dengan kondisi di luar angkasa pun sudah mulai dilakukan. Terlebih lagi manusia menuntut lebih dari kehidupan yang dinilai maju dan mapan, seperti yang terjadi di Pandora. Ketika manusia merasa perlu mengisi kebutuhan, maka pandangan di Bumi tentang memudahkan kehidupan pun ikut dibawa.

Contoh saja Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang sudah mencoba mencuci pakaian di luar angkasa. Ya, kegiatan yang terlihat remeh ini tenyata dinilai penting bagi keberlanjutan kehidupan manusia, terlebih lagi makhluk Bumi ingin membangun pangkalan di Bulan dan Mars.

Ide tidak biasa ini tercetus karena astronot membutuhkan 68 kilogram pakaian di luar angkasa per tahun, itu bertambah dengan cepat terutama pada misi Mars selama tiga tahun. Akhirnya terdapat berton-ton pakaian kotor setiap tahun yang dibuang ke tempat sampah untuk dibakar di atmosfer di atas kapal kargo yang dibuang.

Sedikit familiar bukan dengan kondisi manusia yang menginginkan kemudahan finansial dan akhirnya malah memburu mahkluk yang memiliki ikatan erat dengan Navi. Manusia tidak ingin tahu jika itu tindakan menghancurkan.

Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron
Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron

Selain perkaran cuci baju, ada pula rencana NASA yang ingin menempatkan reaktor nuklir di Bulan. Jika berhasil mendukung keberadaan manusia yang berkelanjutan di Bulan, tujuan berikutnya adalah Mars. NASA mengatakan, kekuatan permukaan fisi dapat memberikan kekuatan yang melimpah dan berkelanjutan tidak peduli kondisi lingkungan di Bulan atau Mars.

Kondisi nyata itu sama saja seperti manusia yang sejak kedatangan kembali ke Pandora telah menghancurkan tempat tinggal keluarga Sully. Kemudian manusia-manusia ini membangun kota dengan cepat melalui bantuan teknologi terkini.

Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron
Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron

Jika memandang ini hanya keegoisan dan tujuan satu negara saja, tunggu dulu. Uni Emirat Arab (UEA) telah menetapkan taget untuk membangun koloni manusia di Mars pada 2117. Upaya ini telah ditandai sejak perjalanan tujuh bulan ke Mars dan memulai misi antar planet pertama di dunia pada Juni 2020.

Cina bahkan telah menjelajahi Mars dengan pengorbit dan penjelajah untuk mempelajari permukaan planet, dan mencari air dan es. Hasil dari kemmapuan ini, Beijing berhasil menemukan mineral terhidrasi berkat bantuan robot penjelajah. Menemukan air bawah permukaan adalah kunci untuk menentukan potensi planet untuk kehidupan. Hasil itu dapat menyediakan sumber daya permanen untuk setiap eksplorasi manusia.

Amerika Serikat (AS) pun mulai melakukan penelitian agar bisa meningkatkan kesehatan manusia selama misi luar angkasa yang panjang. Salah satu cara dengan mengirim puluhan bayi cumi-cumi dari Hawaii. Apa hubunganya hidup di luar angksa dengan cumi-cumi?

Cumi-cumi memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri alami yang membantu mengatur bioluminesensi. Ketika astronot berada dalam gravitasi rendah, hubungan tubuh dengan mikroba berubah. Peneliti telah menemukan bahwa simbiosis manusia dengan mikrobanya terganggu dalam gaya berat mikro.

Astronot yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar angkasa, sistem kekebalan mereka menjadi disregulasi. Kondisi ini berarti menunjukan tidak berfungsi dengan baik karena sistem kekebalan tidak mengenali bakteri dengan mudah dan akhirnya berujung sakit.

Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron
Cuplika adegan dari film Avatar: The Way of Water karya James Cameron

Dari rangkaian peristiwa di dunia nyata yang saat ini sedang terjadi, akankan manusia juga bersikap seperti karakter-karater fiksi yang diciptakan oleh Cameron? Manusia pergi ke luar angkasa untuk bertahan hidup atau menjajah dunia baru yang sebelumnya sudah dilakukan beratus tahun dalam sejarah Bumi.

sumber : https://senandika.republika.co.id/posts/193220/avatar-the-way-of-water-dan-upaya-nyata-manusia-tinggal-di-luar-angkasa
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement