REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir mengatakan kesuksesan Qatar dalam penyelengaraan Piala Dunia 2022 akan menjadi inspirasi bagi banyak negara lain, tak terkecuali Indonesia. Pria yang akrab disapa Boy Thohir itu menyebut Qatar mampu menjawab keraguan banyak pihak, terutama negara-negara barat.
"Ini salah satu momentum dipakai untuk membangkitkan semangat yang sangat tinggi dari masyarakat Qatar bahwa mereka ini sejajar dengan masyarakat-masyarakat ekonomi maju lainnya. Itu yang menurut saya kita harus belajar," ujar Boy di Doha, Qatar, Sabtu (17/12/2022).
Seperti Qatar, lanjut Boy, Indonesia juga kerap dipandang sebelah mata saat ditunjuk menjadi tuan rumah event internasional, seperti MotoGP atau KTT G20. Namun dengan kerja keras seluruh elemen bangsa, Indonesia berhasil menyelenggarakannya dengan baik hingga mendapat apresiasi dari dunia internasional.
"Indonesia negara besar dan kita harus pakai event-event seperti Asian Games, G20, atau nanti Piala Dunia U-20 bahwa Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara maju, kita tidak kalah dengan negara-negara Uni Eropa, Amerika, dan Asia lainnya. Jadi (Qatar) bisa memotivasi bangsa Indonesia untuk mempunyai keinginan lebih maju lagi," ucap dia.
Tak hanya dari dunia olahraga, Boy menyebut Qatar juga merupakan mitra bisnis yang potensial bagi Indonesia. Sebagaimana negara maju lainnya, ucap Boy, Qatar memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF) yang sangat besar.
Hal ini tidak mengherankan mengingat Qatar merupakan salah satu negara penghasil gas terbesar di dunia dengan revenue mencapai 300 miliar dolar AS per tahun. Boy menilai hal itu menjadi kesempatan besar bagi Indonesia dalam menarik investasi Qatar.
"Nah, sekarang dengan daya tari dark Indonesia sendiri, bagaimana kita bisa mengajak investasi-investasi Qatar untuk diinvestasikan di Indonesia," sambung Boy.
Boy menyebut Indonesia punya daya tarik besar dalam menarik investasi Qatar untuk sektor pariwisata dan keuangan syariah. Selain itu, Indonesia juga akan menjadi pemain besar dalam industri baterai kendaraan listrik.
"Ada peluang kerja sama karena negara kaya pasti akan reinvestasikan dana-dananya ke negara-negara yang mempunyai prospek return daripada investasi yang tinggi dan menurut saya, salah satunya kalau bicara di Asia adalah Indonesia," kata Boy.